Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Keras Jokowi, Kepala Daerah Jangan Main-main dengan Korupsi

Kompas.com - 28/07/2018, 08:10 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SOLO.KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meringkus Bupati Lampung Selatan Zainuddin Hasan dalam operasi tangkap tangan pada Jumat (27/7/2018).

Penangkapan adik Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ini menambah daftar panjang kepala daerah di Indonesia yang terjerat kasus korupsi dan gratifikasi.

KPK mencatat, setidaknya ada sembilan kepala daerah yang terjaring OTT sepanjang tahun 2017. Mereka adalah:
1. Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti
2. Bupati Pamekasan Achmad Syafii
3. Wali Kota Tegal Siti Masitha
4. Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen
5. Wali Kota Batu Eddy Rumpoko
6. Wali Kota Cilegon, Tubagus Iman Ariyadi
7. Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari
8. Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman
9. Wali Kota Mojokerto Masud Yunus

Baca juga: 9 Kepala Daerah di Sumatera Utara yang Terjerat Korupsi

Jumlah ini bertambah banyak pada 2018. Sejak Januari hingga Juli 2018 saja, KPK setidaknya sudah menjaring 16 kepala daerah melalui OTT. Mereka adalah:

1. Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) Abdul Latif
2. Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko
3. Bupati Ngada Marianus Sae
4. Bupati Subang Imas Aryumningsih
5. Bupati Lampung Tengah Mustafa
6. Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra
7. Bupati Bandung Barat Abu Bakar
8. Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud
9. Bupati Buton Selatan Agus Feisal Hidayat
10. Bupati Purbalingga Tasdi

Baca juga: Kiprah Irwandi Yusuf, Mantan Pejabat GAM yang Jadi Gubernur Aceh Lalu Jatuh Hati pada Pesawat

11. Bupati Tulungagung Syahri Mulyo
12. Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar
13. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf
14. Bupati Bener Meriah Ahmadi
15. Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap
16. Bupati Lampung Selatan Zainuddin Hasan

 

Presiden RI Joko Widodo saat akan memberikan keterangan seusai melantik 1.456 Pamong Praja Muda IPDN Angkatan XXV Tahun 2018 di Kampus IPDN Jatinangor, Jumat (26/7/2018). Tribun Jabar/Ragil Wisnu Saputra Presiden RI Joko Widodo saat akan memberikan keterangan seusai melantik 1.456 Pamong Praja Muda IPDN Angkatan XXV Tahun 2018 di Kampus IPDN Jatinangor, Jumat (26/7/2018).

Peringatan keras

Sebagai kepala pemerintahan Indonesia, Presiden Joko Widodo sudah beberapa kali angkat bicara. Tiga hari setelah OTT Gubernur Aceh dan Bupati Bener Meriah, Jokowi mengaku sangat sedih setiap mendengar kabar ada kepala daerah yang terjaring KPK.

"Karena setiap bulan, setiap minggu pasti ada. Saya juga sangat sedih, loh, jangan dipikir saya senang. Tengah malam tahu-tahu dapat berita. Pagi-pagi dapat berita," kata Jokowi saat itu.

Dia juga memperingatkan para kepala daerah untuk berhati-hati dan tidak main-main dengan anggaran dan uang. Jadi, mereka yang tidak coba-coba, tak perlu takut.

"Kalau enggak bersentuhan, enggak perlu yang namanya takut, enggak perlu yang namanya khawatir. Hati-hati," kata Jokowi yang juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Yang terbaru, peringatan keras dari Jokowi disampaikan setelah melantik Pamong Praja Muda lulusan IPDN, di Kampus IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Jumat (27/7/2018).

Baca juga: Jokowi: Bupati, Wali Kota, Gubernur, Jangan Main-main dengan Anggaran dan Uang

Jokowi awalnya mengatakan bahwa KPK bekerja keras untuk mengawal jalannya pemerintahan. Pemerintah dan semua pihak menghargai proses hukum yang dilakukan KPK.

Dia kemudian kembali memperingatkan bahwa setiap kepala daerah harus berusaha menjaga integritasnya.

"Saya selalu tekankan integritas. Saya sudah titip kepada seluruh bupati, wali kota, gubernur, dan seluruh ASN kita jangan ada yang bermain-main dengan namanya anggaran, dengan uang juga," kata Jokowi.

 

Presiden Joko Widodo (kiri) melantik lulusan angkatan XXV saat wisuda dan Pelantikan Pamong Praja Muda (PPM) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun 2018 di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (27/7). Presiden Joko Widodo melantik sebanyak 1.456 Pamong Praja Muda yang akan ditempatkan di seluruh pelosok daerah di Indonesia. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa Presiden Joko Widodo (kiri) melantik lulusan angkatan XXV saat wisuda dan Pelantikan Pamong Praja Muda (PPM) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun 2018 di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (27/7). Presiden Joko Widodo melantik sebanyak 1.456 Pamong Praja Muda yang akan ditempatkan di seluruh pelosok daerah di Indonesia.

Integritas, nomor wahid

Jokowi menilai, korupsi jelas mencederai integritas seorang pemimpin. Padahal, lanjut dia, integritas adalah harga mutlak dalam diri seorang kepala daerah atau pejabat.

Di depan 1.456 Praja Muda yang dilantiknya di Kampus IPDN Jatinangor, Jumat, Jokowi menekankan integritas sebagai modal nomor wahid dalam melayani masyarakat.

"Lulusan dari IPDN Pamong Praja Muda ini nanti ditempatkan di tempat-tempat yang berhubungan dengan masyarakat. Jadi yang nama integritas itu nomor satu dan itu harus terus diingat," katanya.

Baca juga: 4 Pesan Jokowi untuk Lulusan IPDN, Integritas Nomor Satu

Jokowi juga membeberkan bahwa integritas akan selalu kerap diperhadapkan dengan tantangan dan godaan saat praja-praja itu bertugas sebagai pelayan masyarakat.

Namun, Jokowi mengingatkan bahwa gemblengan mental dan fisik selama menuntut ilmu di IPDN dapat menjadi modal untuk menjaga integritas dalam diri mereka.

Sebelumnya diberitakan, KPK menangkap Bupati Lampung Selatan pada Jumat. Dalam operasi tangkap tangan, petugas KPK menemukan uang Rp 700 juta yang diduga sebagai bukti transaksi suap.

 

Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan (tengah) digiring petugas setibanya di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Zainudin Hasan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait dugaan suap proyek infrastruktur di Lampung Selatan.ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan (tengah) digiring petugas setibanya di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Zainudin Hasan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait dugaan suap proyek infrastruktur di Lampung Selatan.

Terima fee

Diduga, uang tersebut merupakan suap kepada kepala daerah terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Lampung Tengah.

Selain bupati, ada 11 orang lainnya yang juga ditangkap petugas KPK. Mereka berasal dari unsur anggota DPRD, pihak swasta, dan beberapa orang yang diduga terkait dengan perkara korupsi. Penangkapan berlangsung sejak Kamis malam hingga Jumat dini hari.

Zainuddin diperiksa selama kurang lebih 9 jam di Polda Lampung sebelum dibawa ke kanto KPK di Jakarta. 

Baca juga: 9 Jam Pemeriksaan Bupati Lampung Selatan oleh KPK

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPW Partai Amanat Nasional Provinsi Lampung Zulfikar Ali Butho mengatakan, Ketua Fraksi PAN DPRD Lampung Agus Bhkati Nugoroho juga turut diamankan bersama Zainuddin.

Zainuddin merupakan adik Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Pasca-penangkapan sang adik, Zulkifli pun melontarkan permintaan maaf.

"Sebagai kakak, saya memohon maaf kepada masyarakat Lampung Selatan khususnya dan seluruh masyarakat Lampung atas apa yang terjadi," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima pada Jumat.

Baca juga: Bupati Lampung Selatan Dibawa ke Jakarta, Ketua Fraksi PAN Ikut Diboyong

Dia menyerahkan sepenuhnya proses hukum terhadap kasus yang menimpa adiknya itu kepada KPK.

"Saya percaya KPK akan bertindak profesional," kata Ketua MPR itu.

 

Sumber: Kompas.com (Agie Permadi, Eni Muslihah, Abba Gabrillin, Rakhmat Nur Hakim)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com