Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto: Kasus di Garut Bukan "Duel Maut" 2 Siswa SD, tapi Kecelakaan...

Kompas.com - 27/07/2018, 06:55 WIB
Ari Maulana Karang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Aktivis Perlindungan anak dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi yang biasa dipanggil Kak Seto meminta media bisa benar-benar meredam penggunaan istilah duel maut dalam pemberitaan kasus dua anak SD yang berkelahi akibat berselisih soal buku pelajaran di Garut.

"Mohon pada media tidak ada pemberitaan yang seolah-olah anak ini jadi pelaku," katanya kepada wartawan saat ditemui di Mapolres Garut, Kamis (26/7/2018).

Kak Seto pun meminta media bisa benar-benar memoles berita bahwa kasus tersebut adalah benar-benar kecelakaan dan tidak menggunakan istilah-istilah duel maut.

Menurut Seto, yang paling penting saat ini adalah bagaimana penanganan anak tersebut kedepannya.

Karena, sebagai psikolog setelah bertemu langsung dengan anak tersebut, dirinya bisa langsung cepat memahami ini anak yang bagus, anak yang santun.

Baca juga: Siswa SD Duel gara-gara Buku hingga Tewas, Anak Tak Akan Jadi Tersangka

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengakui anak tersebut memang sedikit tertekan dengan kasus ini. Namun, berkat dukungan LPAI dan P2TP2A, dampak negatif pada anak bisa diminimalisir.

Selain anak, Budi pun melihat orangtua juga ikut tertekan. Karenanya, dirinya berharap kasus ini bisa segera diselesaikan agar anak dan orangtua bisa kembali hidup normal seperti biasa. 

Seperti diberitakan sebelumnya, gara-gara kehilangan buku pelajaran, dua pelajar sekolah dasar di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, berkelahi hingga salah satunya tewas.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengaku tengah menangani kasus perkelahian yang menewaskan satu orang pelajar kelas VI SD tersebut.

"Kita menangani karena adanya info beredar di medsos, jadi bukan karena laporan pihak korban," ujar Budi saat dihubungi Selasa (24/7/2018).

Dari informasi yang dihimpun, sambung Budi, duel tersebut berawal dari hilangnya satu buah buku pelajaran milik pelaku di sekolah, Jumat (20/7/2018). 

"Dia menuduh korban yang duduk satu bangku dengannya menyembunyikan bukunya," katanya.

Baca juga: Berawal dari Kehilangan Buku, Siswa SD di Garut Duel, Satu Tewas

 

Kemudian, Sabtu (21/7/2018), pelaku menemukan bukunya yang hilang di laci meja korban. Kecurigaan korban pun bertambah. Sepulang sekolah, keduanya berselisih paham hingga keduanya berkelahi dan pelaku kalah.

Namun, secara spontan pelaku mengambil gunting yang dibawanya, karena hari itu ada pelajaran keterampilan.

"Senjata tajamnya melukai korban," jelas Budi.

Saat kejadian, lanjut Budi, terdapat saksi mata. Saksi kemudian membawa korban ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama hingga mendapat dua jahitan. 

"Korban langsung dirujuk ke RSU dr Slamet setelah mendapat pertolongan pertama di Puskesmas," imbuhnya.

Namun, Minggu (22/7/2018) siang, korban dinyatakan meninggal dunia dan langsung dibawa keluarga untuk dimakamkan.

"Korban dan pelaku masih ada hubungan keluarga. Jadi orangtua korban dan orangtua pelaku masih saudara sepupu," pungkasnya.

Kompas TV Keributan antara pengemudi mobil dengan seorang anggota TNI viral pada Jumat (13/10) kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com