Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Pangonal Kader Berprestasi, Tapi Kecewa Kami Dibuatnya...

Kompas.com - 21/07/2018, 21:59 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Di mata sesama kader PDI Perjuangan, Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap (48) adalah kader berprestasi baik saat menjabat sebagai legeslatif maupun eksekutif. Apalagi saat berhasil menjadi bupati mengalahkan petahana pada Pilkada Serentak 2015.

"Sangat membanggkan PDI Perjuangan. Partai mengapresiasi pencapaian beliau sebagai ketua DPC (PDI-P) Labuhanbatu, baik di legislatif maupun eksekutif," kata Sutrisno Pangaribuan, Wakil Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (21/7/2018).

Meskipun partainya harus menelan pil pahit pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2018, namun pencapaian pada Pileg 2014 dan Pilkada Bupati 2015, PDI Perjuangan merasa terobati.

Salah satu yang membuat marwah "warga banteng" terangkat adalah dengan duduknya beberapa kader di posisi penting, contohnya Pangonal.

"Apalagi dia orangnya humoris dan tenang, jadinya bisa mencairkan dan menghangatkan suasana. Saya terakhir bertemu dia pada rakerda partai 2017, setelah itu tidak pernah lagi bertemu," ucapnya.

Jadi begitu mendengar Pangonal terkena operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sutrisno dan seluruh kader mengaku sangat terkejut.

"Sebagai kader yang cukup berprestasi, ternyata beliau tidak dapat menjaga diri dari perilaku paling dimusuhi seluruh rakyat Indonesia, yaitu korupsi. Kecewa kami dibuatnya," kata dia.

Baca juga: Geledah 8 Lokasi Terkait Suap Bupati Labuhanbatu, KPK Sita Dokumen hingga CCTV

Sehari setelah OTT, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara Soetarto menyatakan bahwa Pangonal dipecat dari jabatan ketua DPC PDI-P Labuhanbatu.

Menanggapi hal ini, Sutrisno mengatakan, ini konsekuensi yang harus diterima karena partai telah memutuskan bahwa setiap kader yang bertugas di legislatif dan eksekutif jika terjaring OTT dan dinyatakan tersangka langsung dipecat dari seluruh jabatan dalam kepartaian dan sebagai anggota partai.

Ia berharap apa yang terjadi pada Pangonal menjadi peringatan terakhir kepada seluruh kader yang ditugaskan di lembaga legislatif maupun eksekutif.

"Khususnya hasil Pilkada Serentak 2018 dan Pileg 2019, jauhilah praktik korupsi. Partai tidak memberi toleransi kepada setiap kader yang melakukannya, sebab dipastikan korupsi yang dilakukan karena keinginan pribadi, bukan kehendak partai," katanya.

Untuk tahun ini, menurut dia, calon legislatif yang ingin duduk di DPRD Sumut dengan memilih perahu PDI Perjuangan sebanyak 100 orang.

"Jumlah keseluruhan aku belum dapat," pungkas wakil rakyat yang terkenal kritis ini.

Diberitakan sebelumnya, Panganol Harahap adalah bupati ke-18 Kabupaten Labuhanbatu. Pilkada serentak 2015 mendapuk dirinya dan Andi Suhaimi menjadi bupati dan wakil bupati untuk periode 2016-2021.

Mereka dilantik pada 17 Februari 2016 lalu. Mereka mengalahkan empat pasangan calon bupati lain dengan mendulang 60.176 suara. Sejak menjabat, Pangonal-Suhaimi dinilai berhasil membangun dan memajukan kabupaten yang beribukota Rantauprapat ini.

Pangonal bersama ajudannya diamankan dalam OTT yang dilakukan KPK di Bandara Sorkarno Hatta pada Selasa (17/7/2018) malam. Di waktu yang sama, tim KPK yang berada di Kabupaten Labuhanbatu juga mengamankan tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus suap.

Baca juga: KPK Temukan Mobil Perantara Suap Bupati Labuhanbatu di Sekitar Kebun Sawit

Sabtu siang tadi, KPK menggeledah rumah Pangonal di Jalan Pelajar Timur, Lingkungan 6, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Sampai berita ini diturunkan, petugas KPK masih melakukan pemeriksaan di dalam rumah. bernomor 168 itu. Sebelum ke Medan, Jumat (20/7/2018), penyidik KPK melakukan penggeledahan di ruangan kerja Panganol di kantor Bupati Labuhanbatu.

Kompas TV Salah satu sosok yang ditangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan di Lapas Sukamiskin adalah Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husein.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com