YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Yogyakarta, mengimbau agar nelayan untuk tidak melaut terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami mengimbau nelayan untuk sementara waktu tidak melaut," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki saat dihubungi, Kamis (19/7/2018).
Baca juga: Kapal Dihantam Ombak Tinggi, 5 Nelayan Tewas dan 7 Orang Hilang
Hal ini, lanjut dia, mengacu pada ketinggian ombak yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta jika ada peningkatan gelombang terjadi pada 17-22 Juli dengan ketinggian gelombang 3 sampai 6 meter.
"Kami berkoordinasi dengan potensi SAR pantai," ucapnya.
Salah satu nelayan Pantai Ngandong, Sarpan, mengatakan, dia sudah berhenti melaut sejak 5 hari lalu. Hal ini karena ketinggian gelombang sudah diprediksi sejak beberapa hari lalu, baik melalui penanggalan Jawa maupun informasi dari SAR Satlinmas.
"Kami melihat dari hitungan kalender Jawa dan juga melihat dari situs stormsurf," katanya.
Baca juga: Putus Tali Kemudi, Kapal Motor Berisi 64 Orang Berhenti di Tengah Danau Toba
Untuk mencukupi kebutuhan, mengandalkan tabungan, juga hasil berjualan hingga bekerja sebagai buruh tani.
Ketua Paguyuban Nelayan Pantai Baron, Sumardi, mengatakan, sejak hari Minggu (8/7/2018) nelayan sudah mengevakuasi kapalnya untuk menghindari kerusakan akibat hantaman gelombang.
"Sudah sejak beberapa hari terakhir kami tidak melaut karena tingginya gelombang," katanya.
Baca juga: 6 Penangkapan Buaya yang Menghebohkan
Dia mengatakan, untuk perekonomian nelayan memang terganggu tetapi sudah terbiasa dengan kondisi anomali cuaca.
"Kebetulan saat ini berbarengan dengan bersih dusun sehingga kami disibukkan dengan mengikuti kegiatan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.