Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasutri Penjual Es Tebu Asal Jombang, Pergi Haji Berkat Celengan Bambu

Kompas.com - 14/07/2018, 07:28 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Kompas TV Jelang pelaksanaan ibadah haji bisnis penjualan perlengkapan ibadah haji di Jember, Jawa Timur ramai.

Tiga anak mereka semuanya bisa sekolah dan tidak terganggu dengan usaha ibunya menabung.

"Sekarang yang masih sekolah tinggal satu. Sekarang anaknya sekolah di MAN Tambakberas di kawasan Pondok Bahrul Ulum," kata Mukhlisah.

Abdul Chamid menambahkan, anak ketiganya saat ini tengah menempuh pendidikan jenjang SMA. Sedangkan dua kakaknya sudah menamatkan pendidikan pada tingkat sarjana.

"Anak yang pertama sudah menikah dan punya dua anak. Lalu anak yang kedua, dulu kuliah di STKIP Jombang dan sekarang sudah menikah juga," terangnya.

Selama istrinya menabung untuk biaya ibadah haji, Abdul Chamid mengaku tidak pernah tahu berapa perolehan tabungan yang berhasil dikumpulkan istrinya.

"Sudah dapat berapa saya tidak pernah tahu. Celengannya disimpan di mana saya juga tidak tahu," bebernya.

Baca juga: Jemaah Calon Haji Bertambah, Embarkasi Solo Tambah Gudang Penampung Koper

Celengan dari bambu yang digunakan Mukhlisah untuk menyimpan uang sebagai tabungan haji ada 2 buah. Kedua celengan itu dulunya dibuatkan oleh Abdul Chamid atas permintaan istrinya.

Namun, selama menabung, Mukhlisah sangat rapi menyimpan celengannya. "Bapaknya memang tidak pernah tahu. Tahu-tahu ya waktu saya minta untuk buka dua celengan," timpal Mukhlisah.

Tahun 2010, usia tabungan dari Mukhlisah dalam celengan bambu diperkirakan sudah mencapai 10 tahun. Karena takut uang ada yang rusak serta nominalnya juga diperkirakan cukup untuk mendaftar haji, Mukhlisah akhirnya memutuskan untuk membukanya.

Daftar haji

Berbekal uang tabungan itu, Abdul Chamid dan Mukhlisah akhirnya bisa mendaftarkan diri untuk berangkat haji.

"Waktu bayar, ada yang kami bayar dengan uang (logam) lima ratusan. Bawanya ya berat," ujar Mukhlisah sembari tersenyum.

Untuk melunasi biaya haji sebesar Rp 36 juta per orang, Mukhlisah kembali melanjutkan tradisi menabungnya. Namun kali ini, istri dari Abdul Chamid itu memindahkan tempat menabungnya ke dalam celengan plastik.

Tradisi menabung untuk biaya ibadah haji yang dilakukan Mukhlisah berlangsung hingga cukup untuk ongkos berangkat ke Tanah Suci. "Lama menabungnya, kira-kira 14 tahun lebih," katanya.

Pada tahun 2018, keduanya dijadwalkan berangkat menunaikan ibadah haji melalui embarkasi Surabaya. Keduanya tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 79 dan dijadwalkan berangkat pada 13 Agustus 2018.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com