Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasutri Penjual Es Tebu Asal Jombang, Pergi Haji Berkat Celengan Bambu

Kompas.com - 14/07/2018, 07:28 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Celengan atau tempat menyimpan uang yang berasal dari batang Bambu menjadi teman setia bagi Mukhlisah (51) untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil kerja suaminya.

Berkat kegigihannya menabung selama 14 tahun, dia dan suaminya berkesempatan menunaikan ibadah haji pada tahun 2018.

Mukhlisah adalah istri dari Abdul Chamid (59). Pasangan suami istri ini tinggal di Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Keluarga Pasutri Abdul Chamid-Mukhlisah bukanlah keluarga mapan. Kehidupan mereka setelah pernikahan dijalani dalam keterbatasan.

Abdul Chamid adalah seorang buruh pabrik di Surabaya dengan nominal gaji yang tidak seberapa. Sedangkan Mukhlisah menghabiskan hari-harinya sebagai ibu rumah tangga tanpa pekerjaan sampingan.

Pasutri ini awalnya memiliki rumah tinggal berukuran 6x6 meter berdinding gedeg (anyaman bambu) dengan rangka bangunan dari batang bambu beratap genting dari tanah liat. Rumah sederhana itu mereka tempati selama beberapa tahun bersama anak pertamanya.

"Namanya rumah gedeg (dinding dari anyaman bambu) ya ada lubang-lubangnya. Supaya anak saya tidak kedinginan, gedeg-nya saya kasih kardus supaya angin tidak masuk," tutur Abdul Chamid saat ditemui Kompas.com, Jumat (13/7/2018).

Baca juga: Penjual Es Tebu Ini Akhirnya Bisa Berhaji setelah Menabung di Bambu Selama 14 Tahun

Hari-hari tinggal dalam kondisi kehidupan dan rumah yang sederhana dilalui pasangan ini dengan bahagia. Hingga suatu ketika, terbesit keinginan Mukhlisah untuk bisa pergi haji bersama suaminya.

"Saat rumahnya masih gedeg sudah ada 'krentek' (keinginan) untuk bisa (pergi) haji. Saya betul-betul ingin dan yakin bisa (berangkat haji," kata Mukhlisah.

Mulai menabung

Sadar bahwa keinginannya tak mungkin terwujud tanpa tekad kuat dan usaha keras, Mukhlisah mulai berpikir untuk menyisihkan sebagian penghasilan suaminya untuk ditabung. Akhirnya, perempuan ini pun meminta suaminya dibuatkan celengan dari batang bambu.

Dengan celengan dari batang bambu, perempuan yang kini dikaruniai 3 anak dan 2 cucu tersebut mulai menyisihkan sebagian uang jatah belanja ataupun uang lain pemberian suaminya.

Setiap hari, Mukhlisah memasukkan uang ke celengan dengan nominal yang tak pasti.

"Kadang ya lima ratus rupiah, kadang ya seribu. Kadang-kadang sepuluh atau dua puluh ribu. Tidak pasti, tergantung berapa yang bisa disisihkan. Tapi setiap hari harus ada yang masuk celengan," tutur Mukhlisah.

Mengumpulkan dan menyimpan uang dalam celengan bambu untuk biaya pergi haji dilakukan Mukhlisah tanpa sepengetahuan suaminya. Apalagi, upaya menabung tersebut tidak mengurangi biaya pendidikan untuk ketiga anaknya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com