Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Tasikmalaya Ini Bikin Lukisan Soekarno dan Ridwan Kamil dari Daun Kering

Kompas.com - 12/07/2018, 12:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pemuda, seniman asal Kecamatan Taraju, Tasikmalaya, Jawa Barat, Asep Saupy (19), membuat lukisan wajah Presiden pertama RI, Soekarno, dari daun kering.

Karya Asep Saupy, yang biasa disapa Saupy, mendapatkan perhatian netizen setelah video proses pembuatan lukisan daun kering itu diunggah oleh beberapa akun di media sosial Instagram.

 

A post shared by AREA FAKTA (@areafakta.id) on Jul 10, 2018 at 5:41am PDT

Seperti apa proses karya ini dibuat oleh Saupy?

Kompas.com menghubungi Saupy, pemilik akun Instagram @saupy799, Kamis (12/7/2018).

Ia mengaku, kreasi lukisan Soekarno ini dibuatnya dari daun nangka yang telah mengering. Selain Soekarno, ia juga membuat lukisan wajah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Ketika itu, dekat rumah saya ada pohon nangka. Saya ambil daunnya yang jatuh dibawah. Lalu saya buat lukisan wajah pak Soekarno dan pak Ridwan Kamil," kata Saupy.

Bahan-bahan yang digunakan Saupy untuk membuat lukisan daun ini antara lain daun, lem, kertas, dan gunting.

Proses pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Awalnya, ide membuat lukisan dengan bahan antimainstream ini karena ia ingin mengikuti sebuah lomba video kreatif.

"Awalnya mulai bikin kreasi lukisan wajah karena tahun lalu pernah ada event lomba bikin video kreatif dari Musical.ly," kisah dia.

Lukisan dari bahan pita kaset karya Asep Saupy.Dok. Asep Saupy Lukisan dari bahan pita kaset karya Asep Saupy.

Tak sia-sia, usahanya membuahkan hasil. Saupy keluar sebagai juara 4 dan memenangkan hadiah 1000 dolar AS dalam kompetisi itu.

Pita kaset dan kecap

Selain daun, Saupy juga membuat lukisan wajah dengan menggunakan bahan pita kaset bekas dan kecap.

Lukisan wajah dari pita kaset telah dibuatnya sejak 2017. 

Ia mengaku, saat ini sulit mencari bahan pita kaset. "Susah sekarang cari pita kaset. Biasanya ada teman yang ngasih cuma-cuma pita kaset ke saya," ujar Saupy.

Dalam membuat lukisan wajah, Saupy menggunakan trik dari aplikasi PicsArt pada gawainya.

"Proses awalnya itu saya dapat foto wajah yang akan dibuat lukisan. Dari PicsArt itu saya ubah ke filter hitam putih, kemudian saya contoh polanya di kertas, baru lah saya rangkai daun atau pita kaset itu menjadi lukisan," ujar dia.

Untuk lukisan berbahan pita kaset, Saupy membutuhkan waktu 2 jam. Sementara, lukisan berbahan kecap lebih cepat, kurang dari 1 jam.

 

A post shared by $?U¶¥ (@saupy799) on Jul 7, 2018 at 4:31am PDT

Karya-karya Saupy pun mendapatkan respons positif dari teman, keluarga, dan para netizen. Pesanan pun mulai berdatangan.

Sejak itu, Saupy rutin mengunggah karya ke Instagramnya, @saupy799. Pengikutnya pun terus bertambah. Saat ini, Saupy memiliki 4.584 pengikut di Instagram.

"Banyak yang pesan lukisan wajah, malahan kebanyakan dari luar Jawa," ujar Saupy.

Harga lukisan dari pita kaset di kisaran Rp 150.000, dan bisa dikirimkan ke pemesan dengan menggunakan jasa paket pengiriman.

Sementara, untuk lukisan dengan bahan daun kering tak memungkinkan jika dikirimkan melalui jasa pengiriman.

"Pernah itu dalam dua minggu saya menghasilkan satu juta untuk penjualan lukisan pita kaset," kata Saupy.

Dukanya, dengan memasarkan karya secara online, ia harus berhadapan dengan pemesan hit and run. Maksudnya, mereka yang sudah memesan, tetapi kemudian tak menyelesaikan transaksi pembayaran.

"Sudah 2 kali ada pelanggan yang tidak jadi pesan. Tapi saya malah diblokir, enggak tahu kenapa. Jadi, untuk pemesanan sekarang harus mengirim bukti transfer dulu baru saya bikin karya yang diminta," ujar dia.

Kompas TV Ada 776 alumnus dari 69 negara telah ikut program ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com