Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Jebol, Jalan Penghubung Desa Sepanjang 1 Km Putus

Kompas.com - 06/07/2018, 17:01 WIB
Amran Amir,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com - Hujan lebat yang mengguyur Kecamatan Lamasi Timur dan Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak beberapa hari terakhir, membuat tanggul Sungai Lamasi di Desa Kendekan jebol.

Akibatnya, luapan sungai menggenang area permukiman warga, ruas jalan, lahan pertanian, dan tambak warga di 8 desa di dua kecamatan dengan ketinggian air bervariasi antara 40 sentimeter hingga 80 sentimeter.

Desa yang terendam di Kecamatan Walenrang Timur tersebut antara lain Desa Kendekan dan Desa Seba-seba. Sementara itu, di Kecamatan Walenrang Timur, yakni Desa Pelalan, Desa Bulu Londong, Desa Salupao, Desa Pompengan Pantai, Desa Pompengan Tengah dan Desa Pompengan Utara.

Awaluddin (42), warga Desa Kendekan, mengatakan, daerah tersebut sudah menjadi langganan banjir saat hujan lebat mengguyur dan menjebol Sungai Lamasi.

"Daerah lamasi Timur ini sudah menjadi langganan banjir setiap hujan lebat, karena selalu ada tanggul yang jebol. Kali ini tanggul jebol sepanjang 100 meter di dusun Lakaja desa Kendekan,” kata Awaluddin, Jumat (6/7/2018).

Menurut dia, jebolnya tanggul sungai di Desa Kendekan membuat sejumlah area pemukiman warga di Dusun Lakaja tergenang dan membuat warga mengungsi.

"Sebagian warga mengungsi. Ada sekitar 20 kepala keluarga yang mengungsi ke rumah keluarga, di desa sebelah, sebagian bertahan menunggu surutnya air," ucapnya.

Luapan Sungai Lamasi juga membuat jalan penghubung antar Desa Kendekan dan Desa Seba-seba terputus sepanjang satu kilometer akibatnya warga di desa itu terisolir.

“Derasnya air banjir yang memutuskan jalan membuat warga tak dapat melintas,” ujarnya.

Warga berharap, pemerintah segera menangani tanggul Sungai Lamasi agar tidak jebol setiap hujan tiba.

“Dalam 3 bulan terkhir ini. sudah sering terjadi banjir dan merusak tanggul, tapi pemerintah belum melakukan perbaikan, jadi kami harap pemerintah segera menanganinya,” tutur Pance, warga setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com