Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2018, 16:32 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Reni Susanti

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, terus mengeluarkan asap pada Kamis (28/6/2018).

Kasubid Mitigasi Bencana Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kemal Syahbana menyampaikan analisis terkait fenomena ini.

Devy menjelaskan, pascaerupsi 27 Juni 2018 pukul 22:21 Wita, asap putih tebal dari tadi pagi sekitar 200 meter di atas puncak.

Ketinggian hembusan asap meningkat hingga 1.500 meter di atas puncak sejak sekitar pukul 12:30 WITA dengan disertai abu tipis. Arah sebaran abu ke barat.

Baca juga: Gunung Agung Kembali Keluarkan Asap Setinggi 1.500 Meter

 

Hal ini dikonfirmasi tim lapangan yang menemukan hujan abu tipis di sekitar Desa Puregai (7 km dari puncak).

Hingga pukul 15:30 Wita, sambung Devy, aktivitas hembusan masih berlangsung dengan ketinggian relatif konstan di kisaran 1.500 m di atas puncak.

Status Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) telah dikirimkan pukul 15:01 Wita.

"Secara seismik teramati peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam 24 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa permukaan berupa hembusan," ujarnya. 

"Gempa-gempa ini kemudian menjadi satu membentuk tremor menerus sejak sekitar pukul 12:30 Wita," papar Devy.

Secara deformasi (penggelembungan), teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga kini. Uplift terjadi sekitar 5 mm.

Hal ini mengindikasikan adanya pembangunan tekanan di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga kini, inflasi tersebut belum menunjukkan penurunan.

Baca juga: Hujan Abu Gunung Agung Agung Capai Puluhan Kilometer hingga Luar Karangasem

Secara geokimia, gas-gas SO2 terakhir kali terukur dengan fluks pada kisaran 200 ton per hari. Hal ini mengindikasikan masih adanya kontribusi magmatik dari dalam tubuh Gunung Agung.

"Dari satelit teramati hotspot yang mengindikasikan adanya lava panas di permukaan kawah. Lava ini dapat berupa lava lama yang dipanaskan ataupun lava baru yang dikeluarkan dari erupsi tadi malam," ungkapnya.

Berdasarkan analisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, fenomena yang terjadi kemungkinan berupa aliran fluida ke permukaan berdasarkan pengamatan visual dimana kolom asap relatif berwarna putih dan ketinggian relatif konstan.

Aliran fluida bisa berupa gas maupun aliran lava baru ke permukaan. Frekuensi dominan tremor belum berubah (konstan di sekitar 4.7 Hz) mengindikasikan laju aliran fluida ke permukaan relatif konstan.

Jika frekuensi dominan tremor mengalami perubahan (misal menurun), kemungkinan bisa mengindikasikan terjadinya penyumbatan dan erupsi eksplosif bisa terjadi.

Jika aktivitas hembusan ini terus berlangsung tanpa mengalami perubahan laju, kemungkinan yang terjadi adalah pengisian lava baru ke permukaan dan/atau emisi gas magmatik.

Hal ini baru dapat dikonfirmasi dengan melihat citra satelit thermal yang kini belum bisa diakses.

"PVMBG terus memonitor aktivitas Gunung Agung untuk mengevaluasi potensi bahayanya antar waktu. Jika terjadi perubahan signifikan maka status dan/atau rekomendasi aktivitas Gunung Agung akan dievaluasi kembali," pungkas Devy. 

Kompas TV Berikut adalah berita terpopuler hari ini versi KompasTV
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com