Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putu Bendera Khas Barus, Kue Legendaris dari Kota Islam Pertama di Indonesia

Kompas.com - 17/06/2018, 14:55 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Belum ditanya, ibu lima anak itu membeberkan resep kuenya yang menurut dia mudah didapat. Bahan dasarnya adalah beras Pulut (ketan), gula, pewarna makanan dan vanilli.

Usai dicampur, adonan direbus. Begitu matang, adonan dibentuk persegi empat lalu dijemur di bawah matahari sampai kering. Penjemuran memakan waktu beberapa hari, tergantung kondisi cuaca.

Perempuan tulang punggung keluarga ini melanjutkan, gula yang dibubuhkan tidak mendominasi sehingga rasa manisnya pas dan aman bagi penderita diabetes. Satu lagi, tak ada pengawet dalam penganan ini.

Kue Putu Bendera ini dijual Rp 70.000 per kilogram. Kue ini bisa tahan sampai tiga bulan.

"Untungnya lumayan, tapi capeknya pun lumayan, mungkin ini yang buat orang malas mengerjakannya. Anak-anak ku mau bantu, tapi mereka juga kerja..." tutur Asmiati.


Sejarah kota Barus

Kota Barus berada di tepian Pantai Barat, Pulau Sumatera. Menghadap langsung ke laut lepas Samudra Hindia. Diperkirakan pada abad ke-7 Masehi, agama Islam sudah ada di sini. Buktinya, terdapat makam tua di kompleks Pemakaman Mahligai tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi atau 48 Hijriyah.

Dari Kota Medan, jarak Barus sekitar 290 kilometer. Jika ditempuh melalui jalur darat dengan angkutan pribadi, waktu tempuhnya sekitar delapan sampai 10 jam. Dengan angkutan umum, waktunya menjadi lebih lama.

Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam yang hijau dan mempesona. Jika via udara, kita akan mendarat di Bandara FL Tobing atau Pinangsori yang cukup lumayan fasilitasnya.

Kota ini menjadi kota wisata sejarah dan religi yang memiliki kekayaan dan informasi menarik mulai benda-benda kuno, mata uang, prasasti dan fragmen arca, makam para aulia dan ulama seperti Makam Papan Tinggi, Makam Mahligai, Makam Syekh Mahdun, Makam Syekh Ibrahim Syah, Makam Tuan Ambar, Makam Tuan Syekh Badan Batu.

Nama Barus muncul pertama kali dalam sejarah perabadan Melayu lewat Hamzah Fansyuri, penyair sufi termansyur. Barus juga dikenal dengan nama Pancur, kemudian berubah dalam bahasa Arab menjadi Fansur.

Arkeolog Perancis Claude Guillot menyebut Barus termasuk kota kuno paling dikenal se-Asia sejak abad ke-6 Masehi. Pada Desember 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan tugu di Barus sebagai tanda titik nol peradaban Islam Nusantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com