Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000 Bambu Cone Disiapkan untuk Kelancaran Arus Semarang-Solo

Kompas.com - 06/06/2018, 22:32 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Reni Susanti

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Sejumlah rekayasa arus lalu lintas telah disiapkan untuk mengantisipasi penumpukan volume kendaraan saat ruas tol fungsional Salatiga-Kartasura dibuka, Jumat (8/6/2018).

Rencananya pemudik akan dialihkan menuju gerbang tol Salatiga menuju jalan utama.

Kapolres Semarang AKBP Agus Nugroho mengatakan, tol fungsional ruas Salatiga-Kartasura akan dibuka Jumat (8/6/2018) pukul 06.00-17.00 WIB.

Selama tol fungsional dibuka, petugas tetap akan memantau volume kendaraan yang melewatinya.

Baca juga: Mudik Kali Ini 1,4 Juta Kendaraan Diprediksi Keluar Jakarta, Naik dari Tahun Lalu

"Jika terjadi penumpukan, kita akan alihkan ke exit tol Tingkir (Salatiga), bisa ke Suruh dan Tengaran," kata Agus seusai gelar pasukan Operasi Ketupat Candi 2018 di Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (6/6/2018).

"Nantinya, masuknya ke Salatiga kita koordinasikan dengan Polres Salatiga serta Polres Boyolali untuk pengalihan arusnya,” tambahnya.

Mengenai batas maksimal yang diperkenankan saat melintas di ruas tol fungsional, adalah 40 kilometer per jam.

Agus mengimbau pengendara ekstra waspada saat melintasi Jembatan Kali Kenteng yang masuk wilayah administrasi kecamatan Susukan. Sebab kontur jalan ini di sana kombinasi turunan dan tanjakan.

"Meskipun sudah dipasang pita kejut, saat melintas di jalur menuju Kali Kenteng agar pengendara lebih berhati-hati," ujarnya.

Kasat Lantas Polres Semarang AKP Sandhi memprediksi akan terjadi penumpukan menjelang jam penutupan ruas tol fungsional, sekitar pukul 17.00 WIB.

Pada jam tersebut, para pemudik yang akan melanjutkan perjalanan menuju Solo harus keluar melalui pintu Tol Tingkir, Salatiga.

Baca juga: Melihat Catatan Mudik dari Tahun ke Tahun...

Diperkirakan, jalur utama di Tengaran akan mengalami peningkatan volume signifikan pada jam-jam tersebut, sehingga diperlukan rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan.

Kemacetan di Tengaran ini diperkirakan mengekor hingga ke perbatasan Boyolali.

"Cara bertindak yang akan kami ambil adalah menerapkan sistem 4:O, artinya seluruh jalur akan digunakan untuk pemudik," Kata Sandhi.

Upaya untuk mengurai jika terjadi kecametan akan dilakukan dengan penarikan dan penyekatan-penyekatan arus lalu lintas yang berpotensi menimbulkan kemacetan.

Pihaknya akan berkoordinasikan dengan Satlantas Polres Salatiga dan Satlantas Polres Boyolali untuk membantu melakukan penarikan dari kepala hingga ekor kemacetan.

"Tentunya akan terus kami lakukan penarikan serta penyekatan arus-arus terhadap kemungkinan potensi rawan-rawan kemacetan khususnya di seputaran Tengaran," ujarnya.

Baca juga: Kisah Menarik di Balik Sejarah Mudik...

Sedikitnya 1.000 bambu cone disiapkan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2018 di wilayah hukum Polres Semarang.

Bambu cone yang berfungsi sebagai pemisah jalan ini, kata Sandhi, akan ditempatkan di sejumlah titik dari arah Ungaran, baik menuju ke arah Solo maupun Yogyakarta.

Keberadaan bambu cone tersebut, saat ini tersimpan di Gudang Satlantas Polres Semarang. Jika jumlahnya kurang, Satlantas bakal menambah lagi.

"Setidaknya butuh sekitar 1.000 unit bambu cone sebagai rambu tambahan. Rencananya bakal ditempatkan di jalur utama, lihat situasi besok ketika tol Salatiga-Kartasura dibuka fungsional," tuntasnya.

Kompas TV Untuk mudik tahun ini, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan lebih dari 5.000 bus, baik reguler maupun pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com