Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Korban Bom Gereja Surabaya: Kami Sudah Memaafkan Pelaku...

Kompas.com - 17/05/2018, 08:14 WIB
Caroline Damanik

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Kurnianto tampak tegar saat datang ke RS Bhayangkara bersama ayah serta kakak dan adiknya untuk menjemput jenazah sang ibu, Lim, untuk dibawa pulang ke rumah mereka di Tangerang, Banten.

Lim meninggal dunia dalam peristiwa ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya, Jawa timur, Minggu (13/5/2018) pagi. Saat itu, Lim hendak mengikuti ibadah bersama temannya, Siska.

Namun dengan suara bergetar, Kurnianto memohon maaf untuk sang ibu jika ada kesalahan yang dibuatnya selama hidup.

Meski kehilangan orang tersayang dalam aksi bom bunuh diri itu, dia mengatakan, keluarga sudah memaafkan sang pelaku.

"Saya minta maaf mewakili mama apabila ada kesalahan, mohon dimaafkan dan doakan mama saya sudah di surga. Dan untuk pelaku, kami sudah memaafkan dan saya percaya mama saya sudah di rumah Tuhan," ungkapnya seperti ditayangkan di KompasTV, Senin (15/5/2018).

Kurnianto mengatakan, sang mama engah berada di Surabaya untuk kepentingan bisnis. Dia dan teman-temannya, Siska dan Susana, akan mengikuti pameran batik. Mereka pun menginap di salah satu hotel di Abengan.

"Sebenarnya deketnya ke katedral. Tetapi mungkin ini sudah jalan Tuhan, jadi mama pergi ke gereja Ngagel yang katanya salah satu gereja tertua di Surabaya, jadi masih ada ceritalah dan mama ke sana," ungkapnya.

Saat kejadian, berdasarkan rekaman CCTV, Kurnianto mengatakan sang ibu persis berada di depan gereja, di samping motor pelaku bom bunuh diri saat ledakan terjadi.

"Kalau saya lihat CCTV, ya mungkin Tuhan sudah merencanakan yang indah, ketika mama masuk sampai gerbang, enggak langsung masuk, stay di situ 5 menit. Jadi ketika ada motor masuk, orang yang menahan, Pak Bayu ada di sebelah kiri (motor), mama dan Ibu Siska ada di sebelah kanan," tuturnya.

"Nanti mama urus papa"

Kurnianto mengaku tidak ada firasat khusus mengenai kepergian sang ibu. Dia mengaku terakhir kali bicara dengan sang ibu pada hari Sabtu setelah sang ayah melakukan rontgen tiroid.

"Mama bertanya seperti penasaran sekali. Kita seolah enggak ada tanda karena kita sibuk urus papa. Terakhir bilang, 'nanti mama yang urusin papa, mama yang akan bikinin obatnya'," ungkapnya.

Terakhir, Kurnianto menuturkan bahwa dia percaya aparat keamanan sudah bekerja dan masyarakat jangan saling menuding satu sama lain.

"Mungkin bagi masyarakat di luar sana, kita jangan men-judge agama karena apapun agama tidak ada yang menyuruh melakukan yang jahat. Semua agama itu baik dan percayalah kepada aparat keamanan, Polisi TNI, dan pemerintah. Kami percaya pemerintah sudah melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Dan yang terakhir, Tuhan tolonglah bangsa dan negara kami Indonesia," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com