Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi Batam Deportasi Turis Asing Bermasalah, Salah Satunya karena Mabuk

Kompas.com - 30/03/2018, 21:12 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pelabuhan internasional yang ada di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (30/3/2018) sekitar pukul 16.00 WIB.

Dari hasil sidak tersebut, ada beberapa wisatawan asing yang baru saja tiba di Batam langsung dideportasi oleh Imigrasi ke negara asalnya.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Lucky Agung Binarto kepada Kompas.com membenarkan hal tersebut.

Lucky mengatakan, deportasi itu dilakukan karena sejumlah wisatawan asing tersebut mengalami beberapa masalah.

"Tidak banyak yang kami deportasi, hanya beberapa wisatawan asing saja. Angka pastinya belum direkap, yang jelas ada lah dibawa lima orang yang kami deportasi dan rata-rata dari Singapura," kata Lucky, Jumat (30/3/2018).

"Ada yang dideportasi karena terlihat mabuk, ada juga yang kurang masa berlaku paspor dan ada juga masuk dalam daftar cekal," kata Lucky menambahkan.

20.000 wisatawan

Lucky yang ditemui saat melakukan sidak di Pelabuhan Internasional Batam Centre mengatakan hingga pukul 15.00 WIB sore tadi, sedikitnya ada 20.000 wisatawan asing masuk ke Batam.

Baca juga : Imigrasi Makassar Segera Deportasi Dua Pelaku Skimming ke Turki

Data itu berdasarkan dari rekap tiga pelabuhan internasional yang ada di Batam, Kepri. Antara lain Pelabuhan Internasional Sekupang, Harbour Bay dan pelabuhan Internasional Batam Centre sendiri.

"Untuk pelabuhan Internasional Batam Centre ada 14.000-an, sisanya di pelabuhan Internasional Harbour Bay dan Sekupang," jelas Lucky.

Wisatawan asing yang masuk ke Batam berasal Singapura dan Malaysia.

"Angka ini menunjukkan kalau Batam masih menjadi kota pilihan untuk wisatawan asing berliburan," ungkap Lucky.

Terkait jumlah petugas Imigrasi yang bertugas, Lucky mengatakan tidak ada penambahan. Hanya saja semua loket pemeriksaan sudah diisi petugas.

"Kalau hari biasa adalah yang kosong satu atau dua petugas, namun kali ini full pelayanan. Bahkan untuk pelabuhan Internasional Batam Centre, delapan konter yang terdiri dari 16 petugas melakukan pelayanan semua," ujar Lucky.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, meski terjadi kepadatan, namun pelayanan tetap dilakukan secara maksimal, baik dari petugas Imigrasi, pengelola pelabuhan maupun pihak keamanan pelabuhan sendiri.

Bahkan Imigrasi Batam memberikan jalur khusus untuk wisatawan asing yang memang mambawa anak kecil dan lansia.

Sementara itu, Kasi Operasional Pelabuhan Internasional Batam Centre, Sobri mengatakan, untuk mengatasi kepadatan wisatawan asing yang berlibur di Batam, pelaku jasa pelayaran menambah 14 perjalanan hingga menjadi 84 perjalanan.

"Penambahan itu belum final, bisa saja bertambah seiring dengan ramainya wisatawan asing yang hendak berlibur ke Batam," kata Sobri.

Baca juga : Imigrasi Makassar Deportasi Warga Argentina Penculik Anaknya Sendiri

Penambahan perjalanan diberikan untuk jalur Singapura-Batam, sementara trip Malaysia-Batam tetap normal.

"Kalau hari biasa penumpang dari Malaysia jarang penuh, kecuali Singapura selalu penuh di hari biasa. Makanya di hari libur ini dilakukan penambahan trip keberangkatan kapal," kata Sobri.

Untuk trip terakhir hari ini, Sobri mengatakan diberlakukan sampai pukul 22.00 WIB, namun hal itu bisa saja berubah tergantung penambahan penumpang dari Singapura dan Malaysia.

"Biasanya sih bisa sampai pukul 00.00 WIB kalau libur panjang seperti ini, tapi mudah- mudahan saja hingga pukul 23.00 WIB penumpang sudah selesai semua," ujar Sobri.

Kompas TV Warga rohingya di India sudah menata hidup mereka sejak mengungsi sekitar 5 tahun lalu. Namun para pengungsi kini dibayangi oleh ancaman deportasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com