Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Misteri, Penyebab Perubahan Tingkah Laku Harimau "Bonita" usai Terkam Jumiati

Kompas.com - 27/03/2018, 08:50 WIB
Citra Indriani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com -  Pencarian harimau sumatera, Bonita, masih terus dilakukan oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, yang bekerja sama dengan pihak kepolisian, TNI, Tim medis, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Word Wildlife Fund (WWF) dan masyarakat.

Bonita, yang sebelumnya sering keluar masuk dari hutan ke perkebunan sawit PT THIP setelah menerkam dua orang warga, kini sulit ditemukan.

Meski demikian, tim rescue gabungan penyelamat harimau sumatera masih bertahan di Posko Siaga Eboni di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

Untuk diketahui, selama sepekan ini Bonita masih menghilang. Dugaan sementara, Bonita bertahan di green belt atau hutan milik perusahaan.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat Bonita berubah tingkah laku setelah menerkam Jumiati dan Yusri?

Baca juga : Produktivitas Kerja Karyawan PT THIP Menurut akibat Harimau Bonita

Drh Anhar Lubis, salah satu tim medis lembaga mitra BBKSDA Riau dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) mengaku belum bisa mengkaji lebih dalam tentang perubahan tingkah laku Bonita tersebut.

"Saya memang sering menangani harimau, tapi belum pernah menangani harimau yang lepas liar seperti ini. Semua yang saya tangani harimau terjerat atau terjerat dalam jeratan box trap (perangkap)," tutur Anhar pada Kompas.com, Minggu (26/3/2018).

Dia mengakui, ini pengalaman pertama kali menangani harimau liar yang memiliki perilaku berbeda dari harimau lainnya.

Harimau pada umumnya, lanjut Anhar, biasanya takut berjumpa dengan manusia. Namun Bonita ini malah sering menampakkan diri kepada warga di Desa Tanjung Simpang dan Dusun Sinar Danau.

"Secara alami, harimau justru menghindari orang atau masyarakat. Jadi saya pikir ini bukan sebuah peluang untuk menangkap harimau dalam keadaan hidup," jelas Anhar.

Lebih jauh dia menjelaskan, berdasarkan keterangan dari masyarakat Desa Tanjung Simpang, harimau sumatera bernama "Bonita" mulai muncul pada akhir Desember 2016 silam.

Diperkirakan, Bonita saat pertama muncul masih muda dan usainya di bawah satu tahun. Sehingga, ada kemungkinan harimau ini sangat muda.

Anhar mengaku belum bisa memastikan apakah harimau ini sudah survive (bertahan) atau belum. Karena secara alami harimau akan survive dari usia 16-24 bulan.

"Masalah survive atau belum, ini masih menjadi pertanyaan besar. Karena harimau kalau sudah survive atau terlepas secara alami, dia sedang membentuk homering (wilayah jelajah) di perkebunan (sawit) ini. Ada kemungkinan seperti itu. Nanti kita coba tanya lagi kepada ahli-ahli harimau," papar Anhar.

Sementara dia menganalisa, harimau Bonita sepertinya sedang membentuk semacam homering-nya di perkebunan dan hutan yang sedikit tersisa di kawasan tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com