3 Tahun, Hendra Telusuri Resep Kuliner 15 Kerajaan di Indonesia

SURABAYA, KOMPAS.com - Indonesia kaya akan ragam resep kuliner warisan kerajaan. Namun sedikit sekali arsip yang mendokumentasikan ragam kuliner kerajaan tersebut.

Adalah Hendra Utomo, pakar kuliner nusantara Universitas Ciputra Surabaya, mencoba melakukan penelusuran terhadap kuliner khas 15 kerajaan di Indonesia untuk dicatat dan didokumentasikan.

"Jika bukan kita siapa lagi yang akan melakukan," katanya kepada Kompas.com, Senin (26/3/2018).

Pria yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI) itu memandang, kuliner kerajaan juga sebagai kekayaan kuliner nusantara yang harus dilestarikan.

(Baca juga : Cerita Menegangkan di Balik Sneaker Asli Bandung yang Dibeli Jokowi )

Dia mengaku prihatin, kuliner nusantara belakangan justru menjadi hal yang kurang dibanggakan. "Bahkan seorang chef sendiri merasa lebih bangga jika bisa memasak salad daripada gado-gado," tuturnya.

Menelusuri kuliner 15 kerajaan bukan hal mudah bagi Hendra. Dia mengaku kesulitan mengajak pihak lain bekerjasama dalam mendokumentasikan penelusurannya.

Hingga suatu saat, dia menemukan production house yang bersedia mendokumentasikan penelusurannya. "Sulit memang mencari partner, karena kita kan orientasinya bukan profit," ucapnya.

3 tahun lebih, Hendra berkeliling melakukan penelusuran dengan biaya pribadi untuk mengarsipkan dan mendokumentasikan resep kuliner 15 kerajaan di Indonesia.

Sampai saat ini setidaknya sudah 13 kerajaan yang didata menu kulinernya. Satu kerajaan bisa lebih dari 5 kuliner yang dikembangkan. "Sekarang sudah 13 kerajaan, sisanya masih menunggu finansial," ucapnya.

(Baca juga : Ratusan Makam Kuno dan Keramik Ditemukan di Aceh, Diduga Peninggalan Kerajaan Lamuri )

Hendra menemukan beberapa kuliner kerajaan yang sampai saat ini akrab di lidah masyarakat, yakni jajanan wajik.

"Di data sejarah kerajaan Majapahit yang tertulis di lontar, disebutkan bahwa wajik adalah makanan yang terbuat dari beras ketan, santan, dan gula merah," jelasnya.

Penelusuran kuliner kerajaan, dilakukannya dengan literasi buku sejarah museum kerajaan yang masih ada. Jika diperlukan, dia juga melakukan wawancara dengan nara sumber yang relevan.

"Setelah itu disusun, dan resepnya didemonstrasikan," pungkasnya.