Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Nunukan Bangun Rumah untuk Maimunah yang Hidup Bersama 6 Anaknya

Kompas.com - 25/03/2018, 07:20 WIB
Sukoco,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Seminggu terakhir sejumlah warga Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara yang tergabung dalam Gerakan Nunukan Berbagi terlihat sibuk mendirikan bangunan rumah sederhana di Sedadap Kecamatan Nunukan Selatan.

Sebelumnya puluhan warga Nunukan merobohkan rumah gubuk reyot yang dihuni oleh Siti Maimunah bersama ke 6 anaknya. Gubuk yang dihuni belasan tahun oleh Maimunah tersebut kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan kayu penopang bangunan 3x5 meter tersebut juga sudah miring dan mulai lapuk.

(Baca: Ditinggal Suami Kabur, Maimunah Berjuang Sekolahkan 4 Anaknya dalam Keadaan Miskin)

“Kami prihatin dengan perjuanagn Ibu Maimunah yang tinggal di rumah yang memprihatinkan dengan 6 orang anaknya. Kami mengetahui keberadaan rumah ini dari postingan pak lurah Nunukan Selatan,” ujarn Nanag Kusmanto salah satu pengagas gerakanNunukanBerbagi.

Hingga Sabtu siang, rumah baru yang didirkan oleh GNB tak jauh dari gubug yang dulu dihuni oleh Siti Maimunah sudah mencapai 80 persen. Untuk mendirikan rumah, kebutuhan dana untuk bahan bangunan, tukang hingga konsumsi untuk pekerja, diperoleh dari angota GNB.

“Kami dari GNB berharap ibu Siti Maimunah bisa hidup layak dengan rumah ini dan anak anaknya bisa terus sekolah,” imbuh Nanang.

Sebelumnya Siti Maimunah (40) terpaksa tinggal di bangunan reyot dari kayu yang sudah miring di bawah pohon kapuk di RT 2 Sedadap Kecamatan Nunukan Selatan bersama ke 6 anakanya selama 15 tahun terakhir.

Kayu-kayu penyangga bangunan dari kayu berukuran 3x5 yang ditopang dengan balok seadanya sudah mulai miring ke belakang. Keterbatasan ekonomi membuat Maimunah yang hidup seorang diri menghidupi ke 6 anaknya, karena suaminya pergi meninggalkan dirinya 2 tahun lalu.

Jika hujan turun, Maimunah mengaku hanya bisa berkumpul di ruangan tengah karena kondisi rumah yang bocor. Maimunah bahkan mengkau sempat mengungsi kerumah tetangga karena sungai yang berada persis didepan rumahnya banjir dan merendam rumahnya beberap waktu lalu.

Pekerjaan sebagai mabentang atau memasang bibit rumput laut yang setiap hari dijalaninya dari pukul 7 pagi hingga pukul 4 sore hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan anak anaknya dan biaya sekolah.

Untuk menambah penghasilan biasanya Maimunah akan bekerja lebih lama memasang bibit rumput laut. Dari jerih payahnya, Maimunah berhasil membeli lahan yang sekarang didirikan rumah oleh GNB dengan cara mencicil.

Meski hidup dalam keslitan, namun maimunah tetap bertekat untuk menyekolahkan semua anaknya. Saat ini masih ada 2 anaknya yang belum sekolah karena masih berusia 3 dan 5 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com