Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Suami Kabur, Maimunah Berjuang Sekolahkan 4 Anaknya dalam Keadaan Miskin

Kompas.com - 05/03/2018, 06:47 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

NUNUKAN,KOMPAS.com – Tawa anak-anak samar terdengar dari bangunan reyot berbahan kayu yang sudah miring di bawah pohon kapuk di RT 2 Sedadap, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (4/3/2018) siang.

Seolah tak menghiruakan kayu-kayu penyangga yang ditopang dengan balok seadanya dan sudah mulai miring ke belakang, mereka ceria bermain di bawah kolong rumah tempat tinggal mereka.

Bangunan 3x5 meter yang didirikan di atas lahan warga lain menjadi tempat berlindung bagi Maimunah (40) bersama 6 anaknya selama 15 tahun terakhir.

Dapurnya beratap daun sehingga ketika hujan kerap bocor dan sebagian besar dinding dari kayu yang mulai lapuk dan ditambal sulam dengan triplek apa adanya. Kendati kondisi "rumahnya" memprihatinkan, Maimunah mengaku besyukur masih bisa berkumpul dengan anak anaknya.

“Bersyukur saja anak-anak masih diberi limpahan kesehatan dan masih bisa berkumpul,” ujarnya, Minggu.

Baca juga : Kisah Perjuangan Hidup Pria Gagu Ini Bikin Bupati Purwakarta Menangis

Maimunah mengaku waswas juga dengan keadaan rumah yang ditinggalinya yang mulai miring, mengingat keenam anaknya sebagian besar masih kecil-kecil. Apalagi, jika turun hujan di malam hari, dipastikan anak-anak mereka hanya bisa berkumpul di tengah ruangan karena sebagian besar ruangan di dalam rumahnya basah oleh tempias air hujan.

Jika sungai yang tepat berada di depan rumahnya meluap, maka Maimunah hanya bisa mengungsi ke rumah tetangga terdekat. Sempat akan mendapat bantuan pembangunan rumah dari pemerintah, namun karena status lahannya merupakan milik orang lain, Maimunah batal mendapat rumah layak huni.

Suami Maimunah pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya sejak 2 tahun lalu. Sang suami yang sudah menikahinya selama 15 tahun pergi bersama wanita lain yang merupakan sahabat Maimunah sendiri. Untuk menafkahi keenam anaknya, Maimunah bekerja memasang bibit rumput laut.

“Hidup dari upah mabentang (memasang bibit rumput laut) cukup untuk makan dan sekolah anak-anak,” katanya.

Jika harga rumput laut bagus, biasanya tawaran untuk bekerja mabentang bisa seminggu penuh. Maimunah memanfaatkan hal tersebut untuk bisa mendapat penghasilan lebih.

Dari ketekunanya bekerja, saat ini Maimunah bisa mencicil sebidang tanah dari salah satu warga. Tahun ini, pemerintah menjanjikan akan membantu Maimunah dengan program bedah rumah karena yang bersangkutan sudah memiliki tanah.

Maimunah hanya berharap anak-anaknya tak lagi dihantui kekhawatiran rumahnya kebanjiran dan akan roboh jika hujan mengguyur.

"Dulu sempat banjir tinggi. Kekhawatiran saya cuma takut roboh saja ini rumah,” ujarnya.

Semua anaknya harus sekolah

Dari keseharian menjadi buruh memasang bibit rumput laut di rumah tetangganya, Maimunah mengaku bisa mendapat upah RP 80.000. Itu pun dia harus berangkat pagi sekali dan pulang sore hari.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com