Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulisan Siswi MTs Dzikir Pikir yang Menyentuh Hati dan Viral

Kompas.com - 21/03/2018, 20:29 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

fakta

fakta!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini benar.

Pagi yang cerah, matahari memancarkan sinar membuat aku bersemangat untuk pergi sekolah. Perjalanan dari rumah ke sekolah sekitar 1 jam 15 menit atau berjarak sekitar 3,5 kilometer. Setiap hari kami harus menempuh perjalanan yang sungguh sangat melelahkan. Namun kami tidak pernah mengeluh. Kujalani semua ini dengan senang hati. Halangan dan rintangan kulalui. Kadang berangkat sekolah kehujanan dan pulang sekolah kepanasan. Itu semua kulakukan demi cita-cita dan membanggakan orangtua.

Sesampainya di sekolah tidak lama kemudian masuk kelas dan belajar seperti biasanya. Walaupun kondisi sekolah kami (masih memprihatinkan) seperti ini, namun tidak membuat kami patah semangat, karena keberhasilan itu milik orang yang tekun. Kami pulang pukul 13.00 WIB. Sebelum memulai perjalanan pulang, kami berhenti sejenak di warung untuk membeli es sebagai penahan haus selama di perjalanan. Panas terik matahari sehingga keringat membasahi wajahku. Pakaian dan jilbabku terasa lembab oleh keringat.

Sesampainya di rumah setelah selesai berganti baju dan makan, aku membantu orangtua mengambil rumput untuk pakan kambing. Kegiatan seperti ini sudah biasa kulakukan untuk meringankan beban orangtuaku. Selain itu aku juga harus memasak, walaupun masakannya belum bisa menyamai masakan ibuku. Lalu mengambil air di sungai untuk cuci piring, cuci baju, masak dll. Jarak sungai dari rumah tidak jauh.

Sore hari ini, cuaca terasa sejuk.

Aku baru saja selesai menunaikan sholat Ashar. Selanjutnya aku memberi pakan kambing, kucing dan ayam. Setelah itu aku istirahat sambil duduk di depan rumah bersama keluarga sambil menunggu sholat Maghrib.

Kegiatan sehari-hari orangtuaku mengambil rumput. Ia juga mengambil bambu untuk kemudian dijual. Bagiku, ayahku adalah pahlawanku. Ia selalu memberi semangat kepadaku. Ia tak pernah lelah, sebagai penopang dalam keluarga. Ia selalu berusaha untuk menghidupi, melindungi, dan menyayangi anaknya. Ibuku layaknya malaikat hiupku, Ibuku rela berkorban demi aku anaknya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com