Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aris Tetap Semangat meski Keinginannya Bersekolah Kandas karena Lumpuh

Kompas.com - 09/03/2018, 09:10 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sri Wahyuni (39) tidak pernah menyangka dikaruniai anak dengan kondisi seperti itu. Namun dia mengaku menerima dan menyadarinya karena semua itu adalah anugerah Tuhan.

Kelainan yang diderita anaknya itu baru disadarinya saat Aris menginjak usia 2 tahun. Saat itu, Wahyuni merasa curiga dengan perkembangan putranya yang cukup berbeda dengan anak lain seusianya.

"Saat itulah saya baru tahu," ujar Wahyuni.

Dari situ dia teringat kembali masa kelahiran putranya, yakni lahir saat kondisi kehamilannya belum sempurna. Lahir prematur yakni saat usia kandungan baru menginjak usia 5 bulan 2 minggu.

Baca juga : Lumpuh dan Buta, Kakek Ini Bertahan Hidup di Gubuk 1 Meter x 2 Meter

Wahyuni mengatakan, nama Aris Agustinus berasal dari pemberian dokter RS Baptis Kediri yang menolong persalinannya itu.

Selama ini Wahyuni sudah melakukan beberapa jenis pengobatan untuk Aris. Bahkan, terapi syaraf pun dilakukan di sebuah rumah sakit di Kota Kediri.

Namun upaya itu tidak bisa berlanjut karena Aris mengalami trauma. Aris merasa ketakutan yang amat sangat setiap kali melihat orang berpakaian putih-putih.

"Akhirnya terapi tidak lanjut," ujar Wahyuni.

Kondisi itu diperparah dengan situasi internal keluarganya. Suaminya mencerainya sehingga dia sempat sendirian menanggung beban keluarganya itu.

Namun kini kondisinya sudah lebih baik setelah ada seorang pria baik hati yang menyuntingnya. Sarni, pria itu, kini bersamanya mengurus keluarga. Mereka juga sedang dikarunia bayi yang kini sedang di kandungnya itu.

Perhatian lingkungan

Wahyuni merasa bersyukur tinggal di lingkungan yang baik dan penuh kepedulian. Banyak yang memberinya semangat dan tak jarang membantu untuk sekadar meringankan bebannya.

Para pemuda setempat juga cukup baik dengan Aris. Mereka kerap bertandang ke rumah untuk menemani Aris bermain.

Terlebih, juga ada Babinkamtibmas dan Babinsa yang kerap membantunya. Keduanya "ringan tangan" dalam membantu.

Bripka Eko Nur Arianto selaku Babinkamtibmas Puhrubuh tak canggung menggendong Aris ke puskesmas untuk suntik difteri beberapa waktu lalu.

Sebagai pemuda yang memasuki usia produktif, Aris mempunyai keinginan yang sama dengan teman-temannya. Namun dari semua itu, keinginan yang paling kuat adalah kembali bersekolah dan memiliki kursi roda untuk meringankan beban ibunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com