Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ba'asyir Sayangkan Pernyataan Wiranto

Kompas.com - 06/03/2018, 16:22 WIB
Muhlis Al Alawi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Keluarga Abu Bakar Ba'asyir menyayangkan ucapan Menkopolhukam Wiranto. Belum lama ini Wiranto menjelaskan batalnya Ba'asyir menjadi tahanan rumah, melainkan memindahkannya ke lapas dekat rumahnya. 

Keputusan itu diambil untuk melihat kemanusiaan karena Ba'asyir cukup tua, menjalankan hukuman cukup lama, dan kesehatannya menurun. Namun Ba'asyir tidak diberi kebebasan sebebas-bebasnya, supaya tidak menyebarkan ideologinya. 

"Ini soal kemanusiaan. Jangan dibawa-bawa itu lagi. Soal ideologi sudah tidak ketemu lagi. Apalagi nanti kalau ditahan di rumah maka urusannya dengan keluarga," jelas putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim Ba'asyir kepada Kompas.com, Selasa ( 6/3/2018).

"Apa yang dikatakan pak Wiranto itu mengada-ada dan terlalu jauh kalau berpikir seperti itu dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan soal pemikirannya," tambahnya.

(Baca juga : Keluarga Baasyir Tolak Rencana Pemindahan Antar Lapas )

Rochim menjelaskan, jika pemerintah khawatir Ba'asyir Akan menyebarkan ideologi saat menjadi tahanan rumah, ia mempersilakan aparat melarang orang lain menemui Baasyir.

Apalagi selama persidangan, keluarga menilai Baasyir tak terbukti melakukan tindak pidana terorisme.

"Kalau ideologi berkembang maka ideologi apa yang dikhawatirkan. Apakah soal terorisme. Mari kita lihat sejarah perjalanan persidangan. Dia difitnah terus dari awal 2002 hingga sekarang. Dan tidak ada yang terbukti tindak pidana terorismenya," kata Rochim.

Bagi Rochim, pemikiran ayah kandungnya yang dituding akan menyebarkan ideologi hanya mengada-ada dan bagian tekanan dari Australia dan Amerika. Semestinya Indonesia sebagai negara berdaulat memiliki kedaulatan sendiri bukan diintervensi.

"Dan semestinya Indonesia sebagai negara berdaulat memiliki kedaulatan sendiri. Pasalnya persoalan ini sudah menjadi urusan rumah tangga sendiri. Ngapain itu tetangga pada ikut campur," tutur Rochim.

(Baca juga : Abu Bakar Baasyir Dipindahkan ke Lapas Dekat Rumah, Ini Penjelasan Wiranto )

Ia menambahkan, bila kondisi ini terjadi, maka urusan Abu Bakar Baasyir betul-betul merupakan intervensi asing bukan karena pribadinya.

Ditanya tentang pemberitahuan resmi dari pemerintah, Rochim menuturkan, hingga kini keluarga belum diberikan surat resmi dari pemerintah. Ia terakhir menjenguk Ba'asyir pekan lalu. 

Saat bertemu Ba'asyir, kata Rochim, ayahnya masih bisa berkomunikasi tetapi banyak lupa dan ingatannya menurun.

Selama berada di Lapas, Baasyir ditahan di sel isolasi dan tidak boleh ditemui orang lain. Kendati demikian, pihak lapas memberikan satu orang napi untuk menemani Baasyir membantu kesehariannya.

"Kalau mereka mengatakan mendapatkan fasilitas hebat itu tidak benar. Beliau hanya mendapatkan fasilitas ditemani satu napi untuk membantu menjalani aktivitas keseharian," ungkap Rochim.

Terakhir saat bertemu, sambung dia, ayah kandungnya masih sakit. Kakinya harus dibungkus ketat dengan kain. Bila kain dilepas maka kaki mantan pengasuh Pondok pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo itu akan membengkak.

Kompas TV Kondisi terpidana kasus teroris, Abu Bakar Baasyir mulai membaik, pasca menjalani perawatan di RSCM Jakarta.

"Dokter belum memberitahu saya sakitnya apa. Tetapi jantungnya mulai melemah karena faktor umur. Dan lututnya sakit kalau dari duduk terus berdiri harus dipapah agar tidak sempoyongan," pungkasnya.emerintah, Rochim menuturkan, hingga kini keluarga belum diberikan surat resmi dari pemerintah. Ia terakhir menjenguk Ba'asyir pekan lalu. 
Saat bertemu Ba'asyir, kata Rochim, ayahnya masih bisa berkomunikasi tetapi banyak lupa dan ingatannya menurun.
Selama berada di Lapas, Baasyir ditahan di sel isolasi dan tidak boleh ditemui orang lain. Kendati demikian, pihak lapas memberikan satu orang napi untuk menemani Baasyir membantu kesehariannya.
"Kalau mereka mengatakan mendapatkan fasilitas hebat itu tidak benar. Beliau hanya mendapatkan fasilitas ditemani satu napi untuk membantu menjalani aktivitas keseharian," ungkap Rochim.
Terakhir saat bertemu, sambung dia, ayah kandungnya masih sakit. Kakinya harus dibungkus ketat dengan kain. Bila kain dilepas maka kaki mantan pengasuh Pondok pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo itu akan membengkak.
"Dokter belum memberitahu saya sakitnya apa. Tetapi jantungnya mulai melemah karena faktor umur. Dan lututnya sakit kalau dari duduk terus berdiri harus dipapah agar tidak sempoyongan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com