Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lulus Sekolah", Elang Brontok Segera Kembali ke Alam

Kompas.com - 21/02/2018, 07:20 WIB
Dani Julius Zebua,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

Kompas TV Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menerima seekor buaya, seekor burung elang serta seekor kucing hutan dari warga setempat.

Ini menunjukkan perburuan liar elang telah berlangsung masif. “Elang itu membuat sarang di tempat yang ekstrem. Satwa ini dipantau, lalu diambil anaknya,” kata Tauhid.

Sayangnya, menurut Tauhid, penegakan hukum terhadap perdagangan satwa ini terbilang rendah. Ia mencontohkan, klub hobi yang menggunakan elang hidup sebagai pajangan, menjamur, termasuk di beberapa tempat di Yogyakarta.

“Masyarakat mungkin kurang pemahaman bahwa (burung) itu dilindungi. Banyak ditemui klub-klub (yang anggotanya bawa elang) di Malioboro. Mereka komunitas hobi untuk free hand elang. Mereka ini tidak tahu atau tidak mau tahu,” kata Tauhid.

Paguyuban Pengamat Burung Jogjakarta (PPBJ), Arif Alfauzi, mengatakan, pelepasliaran ini menegaskan sikap perlawanan terhadap perburuan liar yang masih terjadi. “Elang brontok sulit didapati. Di kawasan Sermo yang merupakan kantong habitat raptor, jenis elang brontok saja ditemui terakhir pada tahun 2010. Sebagai predator, dia punya fungsi penting dalam ekosistem, misal bisa pengendali hama,” kata Arif.

Baca juga: Dampak Siklon Tropis Dahlia, Pusat Konservasi Elang Kamojang Ditutup Sementara

Andie Chandra Herwanto, Pengendali Ekosistem BKSDA Yogyakarta, persoalan yang dihadapi elang cukup kompleks. Bukan hanya perburuan liar, degradasi lahan, serta perkembangan elang memang lamban.

"Dua tahun sekali bertelur, itu pun paling banyak dua butir," kata Andie.

Konservasi dinilai sebagai alternatif terbaik, tetapi tempat konservasi juga terbatas dibanding jumlah satwa yang perlu ditangani. Saat ini saja, BKSDA mempunyai puluhan satwa yang dititipkan ke pusat rehabilitasi dan belum dilepasliarkan. 

Karenanya, mereka membangun pusat rehabilitasi di Tahura Bunder di Gunung Kidul. "Pelepasliaran raptor (elang brontok) sekaligus soft launching pusat rehabilitasi raptor berikutnya," kata Andie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com