Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor Terjang Tiga Rumah dan Puluhan Hektar Sawah di Bengkulu

Kompas.com - 09/02/2018, 21:47 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Puluhan hektar sawah dan tiga rumah warga di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong, Bengkulu, diterjang banjir lumpur, Kamis (8/2/2018).

Kepala Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, Yuswan Edi, mengatakan, lumpur itu merupakan sisa material longsor bekas pengeboran tanah di Klaster A PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Proyek Hulu Lais pada 2016 dan belum dilakukan normalisasi oleh perusahaan.

"Tidak hanya sawah, rumah warga juga di terjang longsor (banjir lumpur) itu," ujar Yuswan Edi.

Ia melanjutkan satu di antara dua DAM (Pematang) sebagai penahan DAS Air Kotok yang diandalkan para petani di Kecamatan Bingin Kuning jebol.

"DAM itu berfungsi menahan debit air yang menghubungkan beberapa muara sungai kecil di empat kecamatan lainnya, sebagai aliran irigasi persawahan masyarakat. Kalau hanya tinggal satu DAM lagi tidak menutup kemungkinan dampaknya bakal lebih besar lagi,” tambah Edi.

Baca juga : Longsor Banjarnegara, Jalan Provinsi Tertimbun Tanah Setinggi 2 Meter

Secara terpisah, Kordinator Daerah (Korda) Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Bengkulu, Nurkholis Sastro menambahkan, banjir lumpur juga pernah terjadi di Klaster A PT PGE Proyek Hulu Lais pada 2016. Bencana itu merugikan warga sekitar dengan rusaknya persawahan.

"Ini dikarenakan belum ada penanganan untuk normalisasi sejak longsor pada tahun 2016 lalu di WKP PGE, sehingga membuat kondisi lingkungan semakin rumit," jelas Sastro.

Lebih jauh, Sastro menjelaskan, endapan pasir, lumpur, dan bebatuan sisa-sisa longsor yang telah masuk ke DAS Air Kotok membuat salah satu DAM Sabo jebol. Akibatnya, air mudah meluap dan masuk ke sawah dan permukiman warga di beberapa kecamatan di Lebong.

Baca juga : Deddy Mizwar: Dibongkar Saja Bangunan Penyebab Banjir dan Longsor

Ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah tegas atas rusaknya ekosistem dan kerugian yang diderita warga.

Kompas TV Pembongkaran ini sudah disosialisasikan kepada masyarakat sejak Rabu malam kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com