Jembatan Gantung di Cianjur Putus, 12 Orang Luka

CIANJUR, KOMPAS.com - Jembatan gantung antardesa yang baru digunakan warga selama tiga pekan terakhir, di Desa Pusakasari-Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, putus.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun 11 orang warga luka-luka dan seorang kritis setelah terjatuh dari jembatan gantung dengan ketinggian 10 meter dan panjang 58 meter itu.  

Seperti dikutip Antara, peristiwa tersebut bermula ketika belasan warga Kampung Sikluk, Desa Karyamukti, hendak menyeberangi jembatan yang membentang di atas sungai Cisokan tersebut, setelah mengantar kerabatnya berobat. 

Sebagian besar korban jatuh bersama sepeda motor yang mereka tumpangi. Korban sengaja memilih lewat jembatan karena jarak tempuh lebih pendek dibanding melalui jalan utama yang rusak. 

"Sejak jembatan ini selesai tiga minggu yang lalu, warga lebih memilih untuk melintas di jembatan karena jarak tempuh lebih cepat. Saat kejadian ada enam sepeda motor yang melintas sekaligus," kata Suryadi Sekdes Karyamukti, saat dihubungi Minggu (4/2/2018).

Setelah beberapa saat melintas tiba-tiba kawat sling jembatan putus. 

Akibatnya, korban yang posisinya tersebar mulai dari pangkal hingga ke ujung jembatan, langsung terjun ke sungai.

"Tidak semuanya di tengah, sudah ada yang diujung hampir sampai dan ada yang baru masuk. Yang langsung jatuh di posisi tengah, kalau yang lainnya terbawa ke tengah karena jembatan jadi miring ke bawah, " kata Suryadi.

Dia menjelaskan, ada 12 orang yang menjadi korban. Empat di antaranya luka berat, satu korban kritis dan lainnya luka ringan. 

"Untuk yang kritis dirawat di RSUD Pagelaran karena luka robek di bagian kepala. Sedangkan belasan korban lainnya mendapat perawatan di puskesmas terdekat," katanya. 

Suryadi berharap Pemkab Cianjur segera memperbaiki jembatan yang putus itu karena merupakan akses utama antardesa untuk warga beraktivitas.

"Kalau bisa kualitasnya ditingkatkan karena melihat kondisinya fisik jembatan meragukan," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, putusnya jembatan bukan dari segi kualitas yang buruk, namun akibat beban melampaui batas.

Pihaknya akan mendorong rekanan segera memperbaiki jembatan karena masih dalam masa perawatan. 

"Setiap jembatan gantung akan dipasangi papan informasi beban maksimal yang dapat dilalui. Jembatan putus karena kelebihan muatan bukan karena kualitasnya jelek. Segera diperbaiki agar dapat kembali digunakan," katanya.

Sedangkan untuk korban, Pemkab Cianjurakan membebaskan biaya perawatan dan penanganan medisnya.

"Semua biaya perawatan terhadap korban digratiskan, saat ini kami masih menunggu hasil tim di lapangan," katanya.