Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Perempuan Jadi Kunci Utama Pembangunan Nasional

Kompas.com - 28/01/2018, 12:21 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan (GPSP) Linda Agum Gumelar mengatakan, kunci utama pembangunan nasional tidak hanya terletak di atas pundak laki-laki, tapi juga perempuan.

Menurut Linda, perempuan juga punya tugas dan peran yang sama. Karena itu, peningkatan kualitas bagi para perempuan Indonesia merupakan sebuah keharusan.

Linda mengatakan, jumlah perempuan dan laki-laki di Indonesia hampir sama banyaknya. Dari total 100 perempuan, ada 66 orang berusia produktif. Sementara dari 100 laki-laki, ada 65 di antaranya berusia produktif.

“Potensi sumber daya manusia tersebut dapat menjadi modal utama pembangunan, bila mereka memiliki kualitas yang baik,” kata Linda, dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (28/1/2018).

Baca juga : Latih Generasi Zaman Now Bangun Kesadaran Gender

Linda yang membuka kegiatan Training of Trainer (TOT) bertajuk ‘Peningkatan Kapasitas Perempuan untuk Percepatan Kesetaraan Gender’ menyebut, perempuan saat ini punya kesempatan besar untuk berkiprah di segala bidang.

Namun lanjut dia, untuk meraih posisi tersebut, masyarakat harus memiliki pemahaman utuh mengenai kesetaraan gender.

“Dengan itu, maka perlakuan diskriminatif terhadap perempuan dapat diperkecil, sehingga perempuan dapat memanfaatkan kesempatan dan peluang yang telah diberikan,” ujar mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut.

“Hal ini sejalan bahwa pemberdayaan perempuan merupakansalah satu dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Global (SDGs) periode 2016-2030, untuk meningkatkan kesejahteraan secara merata,” tambahnya.

Bagi Linda, untuk menjadi seorang pemimpin, perempuan tak boleh hanya memperhatikan kewenangan formal semata.

Kewenangan informal berupa pengaruh (influence) juga sama pentingnya. Alasannya, masalah dan tantangan yang ada di masyarakat tidak hanya bersifat teknis, lalu dapat diselesaikan melalui kewenangan formal.

"Masalah dan tantangan yang bersifat adaptif butuh sebuah kewenangan informal,"ucapnya.

Sementara itu, salah satu pendiri GPSP, GKR Hemas yang juga hadir dalam ToT, mengharapkan hasil ToT untuk ditindaklanjuti sehingga akan banyak remaja yang terlibat dan paham tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Hal ini, dikatakan Hemas, karena GPSP akan terus-menerus dan serius mendorong perempuan agar mumpuni dan dapat berpartisipasi di segala bidang.

Kompas TV Ribuan kaum perempuan menggelar aksi berjalan kaki di kota London, Inggris. Aksi ini digelar jelang perayaan hari perempuan internasional pada 8 Maret mendatang. Lewat papan dan poster mereka berbicara tentang kesetaraan gender dan meminta dukungan lebih banyak dari dunia untuk para kaum imigran pengungsi wanita dan anak-anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com