Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sampai Saat Ini Belum Terdeteksi Adanya Gas Berbahaya di Permukiman"

Kompas.com - 29/11/2017, 15:31 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Kasubid Mitigasi wilayah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil mengatakan, letusan Gunung Agung disertai dengan semburan gas berbahaya dengan volume sampai ribuan ton.

Gas ini berupa Sulfurdioksida (SO2) dan Carbondioksida (CO2). Jika dirata-ratakan, sejak terjadinya letusan freatik pada Selasa (21/11/2017), setiap harinya terdapat 3.000 ton SO2 yang disemburkan.

"Aspek Geokimia SO2 2.000-3.000 per hari. Hal ini mengindikasikan posisi matma di kedalaman dangkal," kata Devy, Rabu (28/11/2017).

Gas SO2, sambung dia, dapat terekam jika magma telah sampai ke permukaan. Terekamnya lontaran gas dalam jumlah besar juga mengindikasikan potensi letusan yang akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

(Baca juga : Dampak Erupsi Gunung Agung, Lebih dari 24.000 WNA Berada di Bali )

Gas dari erupsi Gunung Agung berpotensi membahayakan. Dia mencontohkan, ketika terjadi letusan Gunung Nios, Kamerun, gas dari letusan gunung menimbulkan korban jiwa. Karena gas yang keluar tidak berwarna bahkan tidak berbau.

Gas ini bisa turun bersama kabut dari puncak gunung menuju pemukiman warga. Sampai sejauh ini, gas berbahaya tersebut belum terdekteksi di permukiman warga sekitar Gunung Agung.

Hal ini bisa disebabkan gas berbahaya yang disemburkan Gunung Agung langsung tercacah di udara sekitar dan tersapu angin di ketinggian.

"Sampai saat ini belum terdeteksi adanya gas berbahaya di pemukiman, bisa jadi karena Gunung Agung cukup tinggi sehingga gas berbahaya bisa langsung terurai di atas," ucap Devy.

(Baca juga : Banyuwangi Siapkan Tempat untuk Pengungsi Letusan Gunung Agung)

Devy mengimbau agar warga, pendaki, dan wisatawan menjauhi zona bahaya Gunung Agung. Yaitu pada radius 6 km dari puncak kawah ditambah perluasan sektoral 10 km ke arah tenggara, selatan, dan barat daya. 

Kompas TV Selasa (28/11) sore di sebagian wilayah kubu, rendang karangasem terjadi hujan batu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com