BANDUNG, KOMPAS.com - Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi menilai, keputusan Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam ajang Pilkada Jawa Barat 2018 menimbulkan dilema partisan bagi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan sebagian kader Partai Golkar.
Karim mengakui sulit untuk memprediksi langkah apa yang akan dilakukan bupati Purwakarta tersebut untuk mempertahankan niatnya maju sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018.
"Apa yang akan dilakukan Dedi Mulyadi selnjutnya hanya dia yang tahu," kata Karim kepada Kompas.com melalui ponselnya, Selasa (31/10/2017).
Lebih lanjut Karim menambahkan, dalam literatur politik dan teori persaingan, kondisi yang dihadapi oleh Dedi Mulyadi mirip seperti teori politik John Quinton yang menggambarkan politisi sebagai "people who, when they see light at the end of the tunnel, go out and buy some more tunnel".
"Politisi pada umumnya akan memaksimalkan peluang. Perhatikan mereka yang berminat maju dalam pilgub, datang ke sana ke mari untuk mencari dukungan," jelasnya.
Demi untuk mempertahankan tujuannya bersaing di Pilkada Jawa Barat 2018, sebagai salah satu kandidat kuat Dedi Mulyadi sangat memungkinkan untuk pindah kendaraan politik dan melupakan Partai Golkar.
"Bila logika politisi semacam ini dianut juga oleh Dedi Mulyadi, bisa saja dia menangkap peluang yang ada meski tidak diusung Partai Golkar atau dengan kata lain maju dari parpol lain," tuturnya.
Baca juga : Pilkada Jabar, PDI-P Terkesan dengan Visi Dedi Mulyadi
Sebagai seorang politisi, lanjut Karim, tidak ada ruginya seorang Dedi Mulyadi memperjuangkan keyakinan politiknya apa pun hasilnya nanti.
"Namun bila Dedi Mulyadi maju dari parpol lain, yang akan dipertanyakan hanyalah soal preferensi kepartaian dan kaderisasi yang dibangun," ujarnya.
Jika memang hasratnya tidak bisa dibendung, Dedi Mulyadi wajib untuk menunjukkan keunggulan-keunggulan dari para kompetitornya, termasuk Ridwan Kamil, yang dimilikinya agar partai lain yang bakal menjadi kendaraan politiknya bisa yakin untuk mengusungnya di Pilkada Jawa Barat 2018.
Baca juga : Dedi Mulyadi: Merasa Terhormat Berada di Antara Para Kader PDI-P
"Hanya satu kekuatan yang dapat menahannya, yakni kalkulasinya tentang keunggulan kompetitif yang dia miliki untuk berhadapan dengan kompetitornya. Bukankah teori persaingan mengajarkan, bila tidak memiliki keuntungan kompetitif, jangan ikut bersaing," tandasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.