Pengantar: Ceritalah ASEAN beberapa waktu lalu melakukan perjalanan ke Ubud (Bali), Pekalongan, Muntilan, Magelang (Jawa Tengah), dan satu kawasan fenomenal di Jakarta, Tanah Abang. Kami menghasilkan lima video seri tentang “Keberagaman Agama” yang hidup dan berkembang di Indonesia. Mulai pekan ini hingga beberapa pekan ke depan, Ceritalah ASEAN akan menampilkan lima seri video tersebut disertai tulisan yang menjadi khas Ceritalah ASEAN.
BALI tak hanya terkenal karena keindahan pemandangan alamnya, pantai-pantainya, dan hamparan sawah padinya. Sebagai salah satu destinasi utama pariwisata di Indonesia, Bali juga terkenal karena tradisi kebudayaannya yang unik, yakni tradisi agama Hindu Bali yang di dalamnya terkandung seni dan ritual.
Anak Agung Ari yang kerap dipanggil Gung Ari adalah seorang penganut Hindu Bali, berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai bidan sekaligus penari.
Bersama ayahnya yang berprofesi sebagai seniman dan ibunya yang pegawai negeri, bungsu dari dua bersaudara ini tinggal di kawasan Ubud yang terkenal dengan perbukitan sawah terasering dan alam pegunungannya yang indah. Sementara sang kakak, Gung Inten telah menikah dan tinggal bersama suaminya.
Tumbuh dalam keluarga Hindu telah membentuk karakter dan pembawaan Gung Ari yang ramah dan bersahabat. Muda, pintar, dan bertalenta sangat tercermin dalam diri Gung Ari.
Menjadi bidan di sebuah klinik swasta di Ubud, mengharuskan dia selalu siap dari pagi hingga malam untuk membantu persalinan. Menyadari tanggung jawab besar di pundaknya, membuat dia nyaris tidak pernah meninggalkan ibadahnya.
Setiap pagi, Gung Ari yang ingin sekali memiliki klinik bersalin gratis untuk orang-orang tidak mampu ini, pergi bersembahyang di Pura Dalem Puri yang berjarak 500 meter dari rumahnya. Sebelum berangkat, dia bersembayang dulu di merajan, tempat suci di area rumahnya.
Ketika Gung Ari dan Cok Gek tiba di pura, beberapa orang telah datang lebih dulu untuk bersembahyang. Suasana begitu hening dan khusyuk. Dengan begitu rindangnya pepohonan bunga kamboja di sekeliling halaman pura membuat cuaca panas pagi itu pun terasa sejuk.
Seusai bersembahyang, Gung Ari bercerita bahwa ada perbedaan antara Hindu Bali dengan Hindu di tempat lain. “Hindu Bali itu lebih universal dan bebas,” ujarnya.
“Kami diajarkan untuk memilih ajaran agama Hindu dan menjalankannya sesuai keyakinan dan kenyamanan kita sendiri,” tambah Gung Ari.
Agama Hindu Bali mengenal tiga Dewa yang dipuja, yang disebut juga Tri Murti, yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Patung-patung dan arca-arca yang ditempatkan di setiap pura akan berbeda-beda. “Sesuai dengan Dewa-Dewa yang kami puja,” tutur Gung Bali.
Peribadatannya sangat terjalin antara seni dan ritual. Dia sangat berkaitan dengan banyak sekali “Hyang”. Masyarakat Hindu di Bali sangat menekankan pada ritual-ritual perdamaian yang dramatis dan estetis terhadap para “Hyang”. Ritual-ritual ini dilakukan di situs-situs candi dan pura yang tersebar di seluruh desa di Bali.
Agama Hindu Bali memang memberi ciri khas pada Bali. Aneka ragam ritual dan upacara keagamaanya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.