Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovatif...Jawa Tengah Olah Sampah Jadi Listrik

Kompas.com - 23/10/2017, 19:20 WIB
David Oliver Purba

Penulis

Proyek senilai Rp 18 miliar itu ditargetkan beroperasi pada Oktober 2018. Untuk mewujudkan proyek ini, Pemkab Klaten menyediakan lahan. Sementara, Pemerintah Denmark membiayai konstruksi IPAL dan penyambungan gas ke rumah tangga sebesar Rp 14 miliar.

Sampah di Cilacap

Proyek lainnya, kata Ganjar, yakni pengolahan sampah atau refuse derived fuel (RDF) TPA Tritih Lor, Cilacap.

Berbeda dengan proyek di Semarang dan Klaten, kontruksi pembangunan proyek ini dimulai sejak Juli 2017. Hingga  pertengahan Oktober 2017, pembangunan proyek telah mencapai 42 persen.

Ganjar mengatakan, pengolahan sampah dengan teknologi akan menghasilkan bahan bakar kering yang dapat menggantikan batu bara yang biasa digunakan di kalangan industri.

Ia mengakui proyek itu memiliki tantangan  yang cukup besar karena ini merupakan proyek pertama di Indonesia yang secara metodologi pengolahan sampah. Tak cuma itu, model bisnis dan kerjasamanya masih perlu dikaji berbagai pihak, khususnya aspek legal, teknis, dan sosial.

Baca: Cilacap Bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Pertama di Indonesia

Penerapan teknologi tersebut bakal menurunkan sampah yang dipasok ke TPA lebih dari 44.000 ton per tahun. Terlebih, energi yang dihasilkan mencapai lebih dari 200.000 gigajoules (GJ) per tahun, mengganti batu bara lebih dari 10.000 ton per tahun.

Nilai proyek itu mencapai Rp 82 miliar yang dibiayai dari Pemerintah Denmark sebesar Rp 44 miliar, Kementerian PUPR 25 miliar, Pemerintah Jawa Tengah Rp 10 miliar, dan Pemerintah Kabupaten Cilacap sebesar Rp 3 miliar.  

Teknologi tersebut juga mampu mengurangi emisi GRK lebih dari 19.000 ton CO2 per tahun. Rencananya, proyek tersebut dapat berjalan pada Oktober 2018.

Ganjar mengatakan, Pemerintah Denmark hanya membantu teknis dan pendaaan. Sementara pengelolaan akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

"Maka yang menerima manfaat adalah masyarakat dan kita. Mereka (Pemerintah Denmark) cuma technical support dan financial support," ujarnya.

Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaar Kristensen mengatakan, Jawa Tengah memiliki potensi yang besar untuk penerapan teknologi pengolahan sampah.

Respon cepat Gubernur Ganjar melihat peluang juga menjadi salah satu faktor terwujudnya kerjasama dengan Denmark.

Jika proyek tersebut berjalan dengan baik, imbuhnya, teknologi serupa berpotensi dibangun di wilayah lain di Indonesia.

Selain kerjasama government to government (G to G), bukan tidak mungkin investasi atau kerjasama business to business akan ditawarkan oleh perusahaan asal Denmark.

"Penting sekali menjalin kerjasama dari bisnis ke bisnis antara pihak swasta seperti model kerjasama kita. Ini penting sekali mempunyai usaha  yang nantinya jadi contoh kerjasama ekonomi di masa akan datang," ujar Rasmus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com