Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Sembuh dari Tumor, Nur Jalan Kaki 213 Km dari Surabaya ke Ponorogo

Kompas.com - 13/10/2017, 18:16 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Kompas TV Pedagang Susu Kedelai Tuntaskan Nazar Ketemu Jokowi

Kendati demikian, Hasyim harus kembali bekerja lagi. Pasalnya selama merawat istrinya beberapa bulan di Surabaya dia berutang kepada kerabat dan teman-temannya hingga Rp 28 juta. Untuk itu, dia berharap kondisi tubuhnya semakin sehat dan bisa segera bekerja untuk membayar utang-utangnya.

Sementara Sumiatin (38) mengaku bersyukur karena suaminya sudah memenuhi nazarnya dengan berjalan kaki dari Surabaya ke Sampung, Ponorogo. Nazar itu dilakukan suaminya sebagai bentuk syukur atas kesembuhan penyakit tumor otaknya yang sudah dideritanya selama bertahun-tahun.

"Saya sangat senang dan lega karena suami saya sudah menjalankan nazarnya," kata Sumiatin, saat ditemui di rumahnya di Desa Tulung, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Kamis (12/10/2017).

Tak hanya sekedar menjalankan nazar, lanjut Sumiatin, selama menjalani perawatan di RSUD dr Sutomo Surabaya, suaminya selalu menemaninya. Bahkan, suamminya sampai satu tahun tidak bekerja karena ingin mendampinginya di rumah sakit.

Sebelum jatuh sakit, Sumiatin bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Hongkong. Namun sekitar tahun 2014, tiba-tiba jatuh sakit dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Hongkong.

"Seluruh biaya saat itu ditanggung majikan saya. Karena tidak kunjung sembuh, saya akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halaman," ucap Sumiatin.

Selama tinggal di rumah, Sumiatin sempat dirawat di RSUD dr Harjono Ponorogo dan dirujuk ke RSUP dr Sudono Madiun. Lantaran tak kunjung sembuh, dia akhirnya dirujuk di RSU dr Soetomo Surabaya.

Setelah dirawat beberapa saat, Sumiatin menjalani operasi tumor otak. Pasca operasi, ia mengalami trakeostomi yang mengakibatkan tidak bisa bernapas.

Untuk itulah, dokter membuat lubang pernapasan di bagian leher. Dampaknya, lebih dari sebulan Sumiatin tidak bisa bernapas dan tidak bisa berbicara. Tragisnya lagi, kondisi badan Sumiatin mati separuh hingga tidak bisa digerakkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com