Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Aisyah Selamat dari Sambaran Petir yang Tewaskan Suaminya

Kompas.com - 10/10/2017, 13:23 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Aisyah (50) masih terbaring lemas di Ruang Anggrek, Rumah Sakit Umum Arun, Lhokseumawe, Selasa (10/10/2017).

Sudah empat hari dia terbaring lemas di rumah sakit milik PT Arun NGL itu. 7 Oktober lalu, dia dan 10 pelajar SMP Al Alaq, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena ada yang terluka ringan hingga luka parah.

Bahkan kejadian itu membuat suami Aisyah, Muhammad (45) tewas. Selain itu, seorang pelajar bernama M Zaki juga dilaporkan meninggal.

Kepiluan Aisyah semakin menjadi-jadi ketika dia sadar dari pingsannya dan mengetahui suami tercinta telah pergi untuk selama-lamanya.

(Baca juga: Tersambar Petir, 9 Orang Masih Dirawat di Rumah Sakit)

Aisyah mengingat kembali kejadian nahas tersebut. Saat itu, hujan deras disertai angin mengguyut daerah sekolahnya. Ia yang sudah belasan tahun menjaga kantin sekolah duduk dekat M Zaki, pelajar yang meninggal dunia. 

Sedangkan sang suami tengah memecahkan es batu tak jauh dari pohon laban. Tak berapa lama pohon roboh diduga karena sambaran petir. Kilatan petir itu pula yang diduga mengenai pelajar dan Aisyah.

"Saya tidak mendengar suara petir. Begitu sadar saya sudah di rumah sakit,” terangnya. 

Ada penyesalan dalam hati Aisyah. Karena ia bahkan tidak bisa menyaksikan pemakaman suaminya di Desa Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. "Rasanya saya mau ke pemakaman, tapi tubuh saya belum bisa digerakan,” tuturnya.

Hari ini, Aisyah dia baru bisa duduk. Tubuhnya perlahan mulai membaik. Namun, kaki dan tenggorokannya masih terasa panas. Terlihat, betis dan kakinya juga bengkak. “Kata dokter harus dirawat dulu, belum diizinkan pulang,” ucapnya.

(Baca juga: Istirahat, Siswa SMP Tewas Tersambar Petir di Kantin Sekolah)

 

Wahyudi Saputra (20) putra Aisyah terlihat setia menemani ibunya. ia memiliki kesan tersendiri pada sosok sang ayah yang meninggal dunia.

“Saya terakhir salat magrib bersama ayah. Malam itu salat terakhir saya, setelah itu kabar meninggal ayah sangat mengejutkan,” katanya pilu.

Dia tak menyangka ayahnya begitu cepat meninggalkannya. Peristiwa siang itu menyisakan kepiluan bagi Aisyah dan Wahyudi. Kini, mereka memulihkan kepiluan di rumah sakit, sembari berdoa agar Aisyah segera pulih dan bisa beraktivitas kembali.

Camat Dewantara, Aceh Utara, Amir Hamzah menyebutkan, pemerintah Aceh Utara memberi perhatian khusus pada seluruh korban itu.

“Kemarin Pak Wakil Bupati Fauzi sudah mengunjungi warga ke rumah sakit. Sore ini, rencananya Pak Wakil Bupati mengunjungi warga ke rumahnya,” ucapnya.

Selain Aisyah, terdapat enam pelajar yang masih dirawat di Ruang Seulanga, RS Arun. Mereka adalah M Suhel Mubarak, T Ulul Azmi, Muhammad Al Aqsa, Maulana Rifki, Maulana Ridwan dan Fatahillah.

Kompas TV Para korban adalah pelajar dan pedagang di Kantin SMP Al Alaq

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com