Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher Resmikan Nama Jalan Padjadjaran dan Siliwangi di Yogyakarta

Kompas.com - 03/10/2017, 12:27 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

"Hari ini rekonsiliasi kultural untuk bisa memaafkan dan melupakan sejarah yang pernah terjadi. Peristiwa ini juga sebagai gambaran bersama bagaimana suku-suku di Indonesia membangun sikap sama dalam membangun masa depan," ujar Sultan di sela-sela peresmian.

(Baca juga: Hukuman Kejahatan Santet Sudah Ada Sejak Zaman Sriwijaya dan Majapahit)

Sultan mengatakan, tak boleh lagi ada rasa dendam, prasangka, maupun kebencian, yang akhirnya membuat perjalanan bangsa menuju masa depan menjadi tersendat. Menurutnya, perjalanan bangsa ini harus menatap masa depan dengan tidak perlu mengungkit masa lalu.

"Kebesaran Kerajaan Sriwijaya abad 7, Kerajaan Majapahit abad 14 sekarang 21, harapan saya Nusantara menuai kebesarannya seperti yang pernah dibangun pendahulu," ujar Sultan.

Sultan pun menilai, upaya rekonsiliasi ini juga penting untuk menghadapi era globalisasi. Menurutnya, posisi Indonesia sangat strategis untuk perekonomian dunia. Negara yang akan mengirimkan barang dari barat ke timur harus melewati wilayah Indonesia.

"Situasi siang ini juga untuk mawas diri bagi kita semua untuk tidak mudah berprasangka terhadap orang lain. Apalagi sesama pemimpin, karena itu benih yang menciptakan masyarakat yang terkotak-kotak untuk kepentingan yang berbeda," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com