YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mencatat 19 desa di 8 kecamatan sudah mengalami kekeringan. Namun sampai saat ini baru ada 11 desa yang melaporkan dan meminta pasokan air.
"Sampai saat ini baru 11 desa yg mengajukan permohonan droping air," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto Rabu (20/9/2017).
Adapun 19 desa yang mengalami kekeringan antara lain Desa Sitimulyo, Srimulyo, Srimartani (Kecamatan Piyungan), Desa Gilangharjo, Caturharjo (Kecamatan Pandak), Guwosari, Triwidadi (Kecamatan Pajangan), Mangunan, Muntuk, Jatimulyo, Dlingo, Terong (Kecamatan Dlingo), Wukirsari, Selopamioro (Kecamatan Imogiri), Wonolelo, Bawuran, Segoroyoso (Kecamatan Pleret), Seloharjo (Kecamatan Pundong), dan Desa Bangunjiwo (Kecamatan Kasihan).
"Kita mengharapkan untuk desa yang sudah terdampak kekeringan untuk melaporkan ke BPBD," ujarnya.
Dijelaskannya, sampai saat ini pihaknya sudah memberikan bantuan air 125 tangki ke seluruh wilayah yang mengalami kekeringan.
"Sudah ada sekitar 125 tangki. Bagi warga yang mengajukan bantuan air diharapkan menyiapkan penampungan," ucapnya.
Baca juga: Kekeringan, Warga Rela Tunggu Bantuan Air Bersih Hingga Larut Malam
Dihubungi terpisah, warga Desa Selopamioro, Suwandi, mengatakan, desanya mulai mengalami kekeringan sejak 2 hingga 3 bulan lalu. Seluruh sumber mata air atau sumur di desa tersebut mengering. Warga terpaksa membeli air dari tangki swasta sebesar Rp 200.000 per tangki.
"Cukup berat bagi warga seperti kami yang mayoritas petani," ujarnya.