Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga Rela Tunggu Bantuan Air Bersih Hingga Larut Malam

Kompas.com - 19/09/2017, 13:52 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kekeringan yang melanda Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, semakin meluas. Warga pun mengandalkan bantuan air bersih di tengah krisis air yang melanda daerah tersebut.

Bahkan untuk mendapatkan air bersih, warga harus rela menunggu hingga larut malam. Hal ini lantaran jauhnya sumber air di wilayah Wonogiri, Jawa Tengah.

Seperti warga Dusun Tekik, Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo. Mereka menunggu bantuan air yang dikirim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga pukul 22.00 WIB.

 

Salah seorang warga, Suwanto mengaku mengandalkan bantuan air bersih selain membeli air tangki. Harganya Rp 100.000 per tangki.

"Saya sudah membeli air bersih sebanyak 7 tangki, tetangga ada yang baru beli 5 tangki, tidak tentu," ucapnya, Senin malam (19/9/2017).

(Baca juga: Kemarau Panjang, 82 Desa di Grobogan Alami Kekeringan)

Kepala Dusun Tekik, Suranto mengatakan, air bersih digunakan untuk berbagai aktivitas, mulai dari mencuci, masak, hingga mandi. Sementara untuk kebutuhan hewan ternak, warga hanya mengandalkan sebuah embung yang kondisi airnya sudah kotor.

"Untuk warga kami rata-rata membeli 5 sampai 6 tangki," ucapnya. 

Petugas BPBD Gunungkidul, Suparwanto mengatakan, keterlambatan pendistribusian air bersih karena meningkatnya jumlah permintaan. Sedangkan satu truk tangki hanya mampu mendistribusikan air bersih 5 kali dalam sehari.

Kondisi tersebut diperparah dengan jauhnya tempat pengambilan sumber air bersih yang berada di Wonogiri, Jawa Tengah. Waktu yang dibutuhkan sekitar dua jam untuk satu kali pengambilan air bersih.

"Setiap hari mengambil dari Wonogiri karena jarak tempuhnya paling dekat," ucapnya.

Berita sebelumnya, sebanyak 12 kecamatan di Gunungkidul terkena dampak kekeringan. Sebagian besar berada di kawasan utara dan selatan. 

Kompas TV Warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan juga mendapatkan pakan untuk ternak karena lahan petanian kekeringan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com