Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Sagu "Porno" Menjadi Mie, Makaroni, dan Beras Analog

Kompas.com - 12/09/2017, 11:34 WIB

Tim Redaksi

Yahulin (54), salah satu anggota kelompok yang saat itu bertugas mencuci serat sagu di instalasi pencucian tradisional menceritakan, bahwa hampir setiap hari dia memproses serat sagu.

"Ini habis dicuci, airnya didiamkan agar sagunya mengendap. Setelah itu air dibuang, sagunya diambil dan siap diolah jadi apa saja. Kalau jadi tepung, dijemur dulu," jelas Yahulin.

Menurut dia, 25 kilogram sagu basah yang dikemas dalam karung plastik biasanya dijual seharga Rp 100.000. Kemasan sagu basah itu bisa tahan selama satu bulan.

Untuk Rumah Produksi KSM Lestari sendiri rata-rata dalam satu bulan memproduksi tiga hingga empat kali olahan sagu menjadi mie, makaroni, dan beras.

"Walau memang sudah banyak yang order, namun kami masih kesulitan dalam melakukan perluasan penjualan. Sebab ini baru bisa mencapai pasar lokal," kata Markus.

Ami Raini Putriraya dari Perkumpulan Yapeka berharap, program pendampingan bisa menghasilkan cara pengemasan produk yang lebih bagus.

"Pengemasannya memang belum digarap serius, kami akan mencoba mendampingi mereka untuk menaikkan nilai jual," ucapnya.

Sam Barahama dari Perkumpulan Sampiri berharap, pemerintah memberi perhatian serius terhadap olahan sagu. Sebab menurutnya, sagu menjadi salah satu penghasil bahan pangan utama bagi masyarakat Sangihe.

"Sudah barang tentu, kita harus menjaga mulai dari lingkungan tempat sagu tumbuh hingga proses pengolahannya. Agar pangan lokal ini tetap lestari," harap Sam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com