Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Setetes Air di Sungai Keruh yang Telah Mengering 

Kompas.com - 03/09/2017, 17:52 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

"Warga Desa Cekel mayoritas bekerja sebagai petani dan setiap rumah rata-rata punya sumur tadah hujan. Untuk yang mampu, saat kemarau seperti ini memilih membeli air di sendang desa tetangga seharga Rp 3.000 per jeriken. Dalam sehari, setiap orang membutuhkan dua jeriken air kemasan 40 liter setiap jerikennya," jelas Sukamto.

Sukamto mengaku jengkel karena sejauh ini Pemerintah Kabupaten Grobogan belum memberi solusi meski sudah berkali-kali diberitahu. 

"Selalu saja jawabannya lokasinya jauh dan terpencil. Apa tidak ada solusi? Saya itu sedih melihat kondisi warga saya. Kasihan saja melihatnya, warga fokus mencari air bukan mencari penghasilan. Kebutuhan air saja dari tadah hujan. Kalau kemarau ya untung-untungan kita menggali tanah di sungai keruh yang mengering. Biasanya lubang-lubang yang dibuat di alur sungai Desa Cekel bisa bertahan hingga 5 bulan," katanya.

Baca juga: Kekeringan Landa 25 Desa di Banjarnegara

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Agus Sulaksono, mengatakan, kondisi kemarau kali ini terhitung lebih parah dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Grobogan, tercatat sudah ada sejumlah desa dari lima kecamatan (Kradenan, Kedungjati, Karangrayung, Penawangan dan Grobopgan) yang mulai mengalami kekeringan.

"Kekeringan paling parah Desa Cekel Karangrayung karena lokasinya paling jauh. Kami sudah siapkan anggaran Rp 135 juta untuk hadapi kekeringan melalui peyediaan droping air. Semua desa yang alami kekeringan umumnya lokasi terpencil sehingga tidak terjangkau PDAM. Kami sedang kaji bersama masalah ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com