Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lebih Dekat Para Insinyur yang Membidani Kelahiran N219

Kompas.com - 23/08/2017, 13:05 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

Kompas TV Pesawat Karya Anak Bangsa N219 Mengudara

"Seluruh karyawan PT DI kalau merasa dirinya bersalah dalam pekerjaannya pasti tidak bisa tidur. Saya pernah mengalami itu berkali-kali. Contohnya saya mengerjakan hal safety class, saya instruksikan ke teman kerja saya, ternyata instruksi saya salah, saya nggak bisa tidur," akunya.

"Itu sudah naluri karena barangnya barang mahal tidak bisa diproduksi langsung, dengan cari penggantinya harus perlu waktu lagi," tuturnya.

Ia berkesimpulan, risiko terbesar dari seorang teknisi adalah takut salah. Maka dari itu ia selalu berupaya untuk mencari kesalahan sebanyak-banyaknya dalam pekerjaannya untuk melahirkan produk yang sempurna.

"Risiko terbesar dari seorang engineering adalah takut salah dalam mengerjakan sesuatu. Salah membuat keputusan, salah intruksi, salah perhitungan, kalau dari engineer salah ke sananya akan salah, jadi 100 persen harus benar," kata pria berkacamata itu.

Air Mata Kebanggaan Pesawat N219 mejeng dengan gagah di hadapan hanggar yang sudah disesaki para pegawai dan pejabat penting dari sejumlah kementrian. Mereka sibuk berfoto mengabadikan momentum lahirnya salah satu karya terbaik anak bangsa.

(Baca juga: Berita Foto: N219 Terbang Perdana dengan Pilot Esther Gayatri Saleh)

Di samping pesawat, Agus bersama Jig Boring Crew hanya memberi tatapan kosong dengan sepotong senyum. Air matanya terurai membasahi kulit wajahnya yang mulai berkeriput. Rasa haru dan bangga bercampur dalam tiap bulir keringat dan tenaga yang ia curahkan.

Agus masih tak menyangka di usia senjanya, ia bisa menjadi bagian lahirnya sebuah karya besar anak negeri.

"Saya sudah bekerja 30 tahun. Hampir semua jenis pesawat pernah saya kerjakan, kalau dihitung mungkin sudah ratusan," ucapnya.

"Saya bangga sekali tidak ada yang mengira bisa membuat pesawat baru di tengah kondisi ekonomi kita yang seperti ini. Dana terbatas, harus selesai tepat waktu dalam waktu singkat. Yang paling penting ini lahir dari tangan orang lokal, " tambahnya.

Kebanggan serupa turut dirasakan Agus Rifki (54), rekan seangkatan Agus Susanto. Ia mengatakan, rampungnya purwarupa N219 seperti mendapatkan sesuatu yang selama ini ia cari.

"Kalau kita cari emas yang dapat ya harus emas. N219 ini adalah yang saya cari. Saya sangat bangga sekali, " jelas pria yang yang menjabat sebagai Lead Engineer Jig Boring Crew tersebut.

Peluh keringat dan tenaga yang telah dicurahkan tim Jig Boring terbayar seiring munculnya gelombang apresiasi dari masyarakat dan pemerintah. Kini kebanggaannya bisa mengangkasa bersama N219. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com