MAKASSAR, KOMPAS.com - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-72, pegawai AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) mengenakan pakaian pejuang.
Salah satu pegawai MATSC, berpenampilan seperti Presiden RI pertama, Soekarno. Begitupun dengan pegawai lainnya. Ada yang mengenakan kostum Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Jendral Sudirman, dan lainnya.
Manager Personalia dan Umum MATSC, Fuad Bedri mengatakan, para pegawai mengenakan pakaian ala pejuang dalam rangka merayakan HUT RI ke-72. Perayaan seperti ini baru pertama kalinya dilaksanakan di lingkup AirNav Indonesia.
"Kami sengaja mengenakan pakaian seperti ini sebagai bentuk rasa syukur dan bangga atas jasa pahlawan. Ini bentuk penghargaan kami kepada para pejuang. Ini yang kali pertama dilakukan perayaan HUT RI dengan konsep berpakaian ala pejuang," ucapnya.
(Baca juga: Bertemu Sang Proklamator di Tugu Proklamasi )
Fuad mengungkapkan, perayaan hari kemerdekaan dengan konsep pejuang disemarakkan oleh seluruh pegawai, baik itu pejabat struktural maupun fungsional. Karena itu, managemen MATSC akan memberikan penghargaan kepada pegawai dengan kostum terbaik.
Sebagai pegawai AirNav Indonesia yang mengatur lalu lintas penerbangan, pihaknya ingin melanjutkan perjuangan dengan berkontribusi menjaga kedaulatan NKRI di udara.
Tugas pegawai AirNav Indonesia Cabang Utama MATSC tergolong berat yakni mengatur penerbangan sekitar 1.000 pesawat terbang setiap harinya.
Sementara itu, salah seorang pegawai AirNav Indonesia, Muhammad Romy yang berpenampilan seperti Presiden Soekarno sempat menyita perhatian. Dengan jas hitam dipadukan songkok dan kaca mata, pegawai MATSC ini mirip Bapak Proklamator.
"Saya dari dulu suka penampilan dan karakter Bung Karno. Tidak hanya memukau bangsa Indonesia, tapi juga dunia internasional. Banyak prestasi dan kebanggaan yang telah dicapainya bersama Indonesia," ucap Romy.
(Baca juga: Puluhan Ibu di Perbatasan RI-Papua Nugini Menjahit Bendera Merah Putih)
Romy menceritakan salah satu kisah Soekarno yang membuatnya kagum, yakni tatkala Uni Soviet (sekarang Rusia) dan Amerika Serikat 'berdamai' imbas kedatangannya ke negara Eropa.
Saat itu, Soekarno ngotot dan tak mau didikte harus menggunakan pesawat apa saat hendak ke Uni Soviet. Alhasil, Soekarno tetap bisa mendarat di Uni Soviet menggunakan pesawat PanAm milik Amerika Serikat, meski kedua negara tersebut tidak akur.
"Karakter Bung Karno sangat tegas. Beliau sangat dihormati di mancanegara dan itu sudah dibuktikannya," tutup pegawai Air Traffic Control MATSC ini.