Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia

Kompas.com - 04/08/2017, 21:32 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com – Tiga unit pesawat tempur jenis T-50i Golden Eagle dan satu unit helikopter Puma sudah hampir dua pekan berada di Pangkalan Udara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk menggelar operasi pengamanan udara di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste dan Australia.

Komandan Skadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun, Letkol Pnb Budi Susilo mengatakan, pesawat buatan Korea Selatan yang tiba di Indonesia tahun 2013 lalu terhitung canggih dan semua peralatan navigasi lengkap, sehingga bisa terbang dalam kondisi cuaca buruk sekali pun.

"Pesawat ini didesain untuk mengemban tugas sebagai pesawat lift atau lead in fighter trainer, di mana digunakan untuk melatih dan membekali para penerbang tempur junior sebelum mereka masuk ke skadron operasional,” kata Budi kepada sejumlah wartawan di Pangkalan Udara El Tari Kupang, Jumat (4/8/2017).

Baca juga: 3 Pesawat Tempur T-50i di Upacara Hari Bakti TNI AU di Kupang

Budi melanjutkan, pesawat ini melaksanakan operasi lawan udara ofensif, operasi pertahanan udara dan operasi dukungan udara. Menurut Budi, selain operasi dalam cuaca buruk, pesawat tempur T-50i bisa diterbangkan pada malam hari.

Jika ada perintah patroli pada malam hari dari komando atas, maka pihaknya akan langsung melaksanakan. Intinya, kata Budi, pesawat ini bisa digunakan kapan saja dan durasi penerbangannya atau manuvernya sesuai kondisi di lapangan.

Budi menjelaskan, pesawat tersebut bisa diterbangkan dalam durasi mulai dari setengah jam hingga tiga jam, dengan ketinggian maksimum mencapai 50.000 kaki.

Di Indonesia, kata dia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit. Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun.

“Pesawat tempur ini digunakan untuk mendidik para penerbang tempur yang akan masuk ke dalam kegiatan operasional. Dan, setelahnya lulus maka kita akan kirim ke skadron operasional untuk mengawaki pesawat yang lain seperti F-16 dan Sukhoi,” jelasnya.

“Sejak datang ke sini kita melakukan pengamatan di udara dari ketinggian 30.000 kaki, hingga ke perbatasan dengan Timor Leste dan Australia, sehari tiga kali dengan dua pesawat maupun tiga pesawat, dan sampai hari ini tidak ada hal yang mencurigakan, baik itu obyek yang di udara maupun yang di laut,” kata Budi lagi.

Sementara itu, Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang, Kolonel Pnb Ronny Irianto Moningka mengatakan, keberadaan tiga pesawat ini dalam rangka operasi Kilat Badik 2017 dan Operasi Lintas Cendrawasih guna pengamanan alur laut.

Baca juga: Perbatasan Australia-Timor Leste-NTT Dijaga 3 Pesawat Tempur

Operasi ini, lanjut Ronny, dalam rangka pengamanan wilayah-wilayah perbatasan dan alur laut kepulauan Indonesia, seperti pulau Flores dan pulau Timor. Operasi dilakukan selama sebulan penuh dari 24 Juli 2017 hingga 24 Agustus 2017 mendatang.

“Keberadaan pesawat tempur T-50i tidak diragukan lagi. Pesawat ini sangat mampu untuk menjangkau daerah-daerah yang rawan. Dalam sehari, untuk saat ini, kita siapkan tiga kali penerbangan,” jelas Ronny.

Ronny pun berharap, dengan keberadaan pesawat tempur itu bisa membuat wilayah udara di NTT aman.

Kompas TV Pengunjung Antusias Lihat Atraksi TNI AU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com