Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Haruskan Calon Pendampingnya Punya Elektabilitas Bagus

Kompas.com - 30/07/2017, 10:52 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, terus melakukan safari politik dengan mengunjungi sejumlah daerah di Jawa Barat.

Sabtu (29/7/2017) kemarin, Bogor menjadi tempat yang disambangi Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Bandung itu.

Dalam kesempatan tersebut, Emil menemui sejumlah petani yang berada di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Di hadapan para petani, Emil menyampaikan kesiapannya untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.

Emil mengatakan, ada dua kriteria calon Wakil Gubernur yang akan mendampinginya di Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. "Harus punya elektabilitasnya baik dan leadership-nya juga bagus," kata Emil.

Lihat juga: Ridwan Kamil Menanti Janur Kuning

Emil mengatakan, siapa calon wakilnya akan diputuskan oleh partai pengusung. Namun setiap partai pengusung mungkin sudah memiliki calon untuk didampingkan bersama dirinya.

Partai PPP misalnya mengajukan nama Uu Ruzhanul Ulum yang saat ini menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya, serta Asep Maoshul Affandy. Begitu juga Demokrat dan PKB, jika kedua partai itu berkoalisi dengan Nasdem.

Muncul pula nama Daniel Mutaqin Syafiuddin sebagai calon wakil dari Partai Golkar yang diusulkan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).

"Hingga saat ini kami masih lakukan komunikasi dengan semua partai, siapa dan apa saja yang bakal jadi pendamping. Itu semua tergantung partai koalisi yang juga saat ini sedang di diskusikan," kata dia.

Ia menyampaikan beberapa programnya jika terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat. Pogram andalan Emil antara lain Magrib Mengaji dan Lawad Rawat atau dokter yang mengunjungi warga miskin. Ia juga bakal membuat peraturan khusus untuk pesantren di Jawa Barat.

"Di Bandung itu saya mengeluarkan RP 6 miliar untuk program guru-guru mengaji dari magrib sampai isya. Tinggal apakah memadai, untuk dikalikan 27 kota dan kabupaten," paparnya.

Masalah infrastruktur juga menjadi perhatian. Ia mengaakan, saat berkunjung ke setiap daerah permasalahan jalan maupun jembatan selalu menjadi keluhan masyarakat. Di Bandung, ia menerapkan pembangunan infrastruktur dibiayai swasta.

Sebagai Walikota Bandung, dia sudah menerapkannya, antara lain untuk pembangunan RSUD (rumah sakit umum daerah) dan LRT (light rail transit). Beberapa wilayah seperti di Jawa Barat selatan yang pembangunannya masih kurang akan digenjot. Untuk menigkatkan pertumbuhan industri, akses jalan harus dibangun dan moda transportasi harus dibenahi.

"Mimpi saya membangun sistem angkutan kereta api Jawa-selatan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com