Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia di Mata Internasional, dari Pariwisata hingga Terorisme

Kompas.com - 27/07/2017, 21:23 WIB
Reni Susanti

Penulis

Kompas TV Serangan bom mobil taliban yang menewaskan 35 orang di Kabul menambah panjang daftar kekerasan di negara itu.

Media menyorot tentang isu politik dumping tersebut yang bakal menjadi pembahasan lebih lanjut dalam pembahasan Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA) akhir tahun 2017 ini.

Selain isu perdagangan, industri pariwisata juga cukup disoroti media internasional, terutama wilayah Bali. Terlebih, kata Rustika, perhatian semakin besar setelah kedatangan mantan Presiden AS Barack Obama ke Bali untuk berlibur.

"Selain Bali, media internasional juga mulai mengarahkan perhatiannya pada pariwisata NTB (Lombok, Gili Trawangan, Senggigi), Yogyakarta, dan NTT," ungkap Rustika.

Indonesia diapresiasi oleh publik luar negeri karena pertumbuhan industri pariwisata yang sangat pesat selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Penciptaan public awareness dan kampanye destinasi baru Indonesia di luar Bali, lanjut Rustika, mendapat perhatian media asing, yang disertai dengan framing kesiapan Indonesia dalam menggenjot pembangunan infrastruktur untuk menunjang akses ke tempat wisata.

Terorisme

Isu negatif tentang ISIS dan Terorisme di Indonesia juga tak lepas dari sorotan media asing.

Menurut Rustika, media internasional mengangkat beberapa kasus, seperti terdeteksinya para WNI yang berencana bergabung dengan ISIS di Suriah, modus operandi teror baru yang melibatkan perempuan untuk meledakkan diri, terdeteksinya aliran dana untuk menyokong terorisme di Indonesia, hingga pemblokiran aplikasi Telegram oleh pemerintah Indonesia.

Namun, langkah-langkah kontraterorisme dan kontraradikalisme Indonesia bersama negara lain diberitakan media asing dengan tone positif. Misalnya, kerja sama aspek militer dengan Australia dan Filipina.

(Baca juga: Benarkah Teroris ISIS Incar Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong? )

Isu lainnya yang mengemuka adalah permasalahan hukuman mati bagi gembong narkoba.

Australia menjadi salah satu negara yang mengkritik Indonesia di forum internasional Universal Periodic Review (UPR) of human rights improvements and challenges dalam membahas sistem hukuman mati di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com