Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Asing Belajar Islam di Kampung Mlangi

Kompas.com - 24/07/2017, 16:03 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

Kompas TV Dukungan PAN pada Pemerintah Dipertanyakan

“ke-60 orang ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan kegiatan di berbagai tempat di Jawa Tengah dan DIY. Kegiatannya juga berbeda-beda, ada ecopreuneurship, pertanian organik, dan lainnya,” tutur Meliya.

Meliya menjelaskan, Asian Lay Leader Forum rutin menggelar kegiatan serupa setiap tahunnya. Tak hanya Indonesia, sejumlah negara di Asia pun pernah dikunjungi. Tahun lalu misalnya, anggota Asian Lay Leader Forum mengunjungi Thailand untuk melakukan kegiatan sosial.

“Kegiatan mereka ini untuk membahas isu sosial yang terjadi saat ini. Mereka juga belajar soal isu-isu baru dan mereka reflesikan di negaranya masing-masing. Seperti di sini (Mlangi), belajar tentang Islam itu hal yang baru mereka,” tutur Meliya.

Paul, peserta kegiatan sekaligus Direktur Asian Lay Leader Forum mengakui, kedatangannya ke ponpes merupakan pengalaman baru. Ia mengaku banyak belajar selama berada di Kampung Mlangi.

Menurutnya, ada dua hal penting yang didapatkannya selama dua hari merasakan kehidupan santri di Kampung Mlangi. Pertama ia mengetahui betul bagaimana Islam mencegah dampak buruk dari neoliberalisme.

Karena di ponpes, sambung dia, santri diajarkan untuk menjadi manusia yang humanis. “Itu hal yang penting di era neoliberal saat ini. Karena dalam paham neoliberal, tidak ada kata bersaudara lantaran semua berkompetisi untuk mendapatkan posisi yang tinggi,” tuturnya.

Kedua, ponpes merupakan sarana para santri untuk bisa berpikir terbuka dalam menghadapi persoalan lokal dan global yang terjadi saat ini. Selain itu, ia juga tak menemukan ajaran yang mengarahkan santrinya untuk melakukan perbuatan layaknya kelompok seperti ISIS.

“Pesantren itu alat untuk mencegah masuknya paham kelompok radikal dan itu sangat penting di mana Indonesia negara Islam terbesar di Asia Tenggara. Saya pikir ke depan para santri juga tidak hanya membahas persoalan di Indonesia tapi juga internasional dengan mengajak umat Islam di dunia berdialog bersama untuk menciptakan perdamaian,” pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com