Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Bilang Lebih Baik Bangun Patung Wayang daripada Tokoh "Superhero"

Kompas.com - 23/07/2017, 12:42 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjadi pembicara dalam sebuah diskusi bertajuk “Problematika Seni Budaya di Ruang Publik” yang diselenggarakan oleh Dewan Kebudayaan Jeprut Jawa Barat (DKJJB) di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2017) kemarin.

Dedi Mulyadi memiliki pandangan tersendiri terkait pembangunan karya seni di ruang publik. Menurut Dedi, sebuah karya seni memiliki energi inspiratif sehingga jika tidak diberikan ruang, maka secara otomatis akan mempersempit ruang inspirasi bagi sebuah komunitas masyarakat.

“Jika ruang seni dipersempit maka energi inspiratif tidak akan tertransendensi kepada kita. Akhirnya, manusia tidak lagi imajinatif. Kalau sudah begini, tidak ada ide, maka biasanya impor imajinasi dari luar,” kata dia melalui rilisnya yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Selain Taman Jomblo, Bandung Juga Bikin Taman "Superhero"

Imajinasi yang dimaksud Dedi adalah harus berdasarkan karakter wilayah. Di Purwakarta, misalnya, ia membangun karya seni berbentuk tokoh pewayangan yang memang mengilhami penyebaran agama Islam di tanah Sunda dan Nusantara pada umumnya. Cara ini dia lakukan agar masyarakatnya tidak berkiblat pada superhero hasil imajinasi impor.

“Saya membangun itu agar tokoh-tokoh pewayangan di kita itu sejajar dengan Batman, sejajar dengan Superman. Masa superhero luar negeri lebih disukai, sementara superhero bangsa sendiri dilupakan,” tambah dia.

Secara jangka panjang, papar pria yang juga menjabat sebagai Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Purwakarta tersebut, ruang publik yang memiliki nilai seni dan tertata dengan rapi dapat menjadi salah satu andalan destinasi wisata bagi daerah, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisata dan menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah.

“APBD Purwakarta itu kecil, tetapi bisa membangun ruang publik yang ramai dikunjungi orang. Kita punya air mancur, kita punya taman-taman yang namanya berkarakter Sunda,” ungkapnya.

Baca juga: Ada Gatotkaca dan Batman di Taman "Super Hero" Bandung

Selain menghadirkan Bupati Purwakarta, diskusi tersebut juga turut mengundang kalangan akademisi seperti Prof Dr Roos Akbar, Dr Rikrik A Kuswara, kalangan praktisi pematung, Nyoman Nuarta dan kalangan agamawan yang diwakili oleh Dr KH Asep Salahudin dari PWNU Jawa Barat.

Kompas TV Lestarikan Budaya dengan Kreasi Wayang Golek (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com