Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Buku Laskar Pelangi, "Cleaning Service" Mampu Lulus S2

Kompas.com - 16/07/2017, 14:51 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

Kompas TV Orangtua murid di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Laskar Pelangi di Jember, Jawa Timur, resah. Hal itu karena ada petugas puskesmas setempat membagikan vitamin yang telah kedaluwarsa kepada anak-anak PAUD.

Tahun 2012, barulah tawaran menjadi CS datang. Kala itu, Jurman sudah lulus kuliah. Namun dia harus mengaku lulusan SMA, karena syarat tenaga kerja yang dibutuhkan hanya lulusan SMA.

"Jadi pertama kali melamar kerja itu dari keluarga. Saya diminta merahasiakan status sarjana, ya bilang saja lulusan SMA. Di tempat ini, sarjana tidak boleh menyapu apalagi menjadi CS," ungkap penyuka nasi pecel itu.

Bekerja di sebuah kampus, ternyata membuat hasrat melanjutkan sekolah terus meningkat. Diam-diam tumbuh cita-cita ingin menjadi dosen dalam hatinya. Dia kemudian memberanikan diri menemui pimpinan kampus Fisip untuk mendapatkan izin kuliah S2.

"Waktu itu pimpinan saya kaget, dia tidak menyangka kalau saya sarjana. Saya kemudian diizinkan kuliah lagi dengan syarat pekerjaan tidak boleh keteteran. Akhirnya saya pilih kampus sendiri, dan tidak ada potongan biaya kuliah sama sekali," jelasnya.

Lulus strata 2

Selama kurun waktu 1 tahun 11 bulan, Jurman akhirnya menyelesaikan pendidikan S2. Dengan gaji Rp 2,1 juta, Jurman bisa membiayai kuliahnya. Meski demikian, dia sempat harus menjual motor kesayangannya untuk menutupi biaya semester akhir.

"Gaji saya Rp 2,1 juta, istri saya juga kuliah tapi S1. Anak saya ada 2 dan masih kecil-kecil, untung saja rumah tidak nyewa. Beasiswa Kaltim Cemerlang itu saya dapat hanya sekali di semester 3. Sisanya cari sendiri," katanya seraya tertawa.

Setelah lulus S2, ternyata tidak membuat Jurman berhenti bekerja. Dia tetap memilih menjadi CS di kampus Fakultas tempat dia menuntut ilmu. Dia masih menunggu kesempatan menjadi tenaga pengajar di kampus tersebut.

"Waktu masih kuliah kemarin, ada tawaran mengajar tapi mata kuliah statistik. Nah itu saya tidak sanggup. Sekarang biar saya di sini dulu, saya percaya sebentar lagi ada kesempatan menjadi dosen lagi," harapnya.

Meski kini dia sudah menyandang gelas master, tidak lantas membuatnya sombong. Bagi dia ilmu adalah harta paling berharga. Apapun pekerjaan manusia, jika ingin sekolah pasti bisa sekolah.

"Berawal dari buku Laskar Pelangi, saya percaya orang miskin pun bisa sekolah sampai ke luar negri. Apalagi seorang penyapu jalan dan CS seperti saya. Kesempatan itu selalu ada, asal mau bekerja dan tidak malu mengakui status apa adanya," katanya seraya memperlihatkan foto-foto wisudanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com