Setelah semua pemuda tersebut kabur, Ratman mencoba membangunkan korban yang terkapar tak berdaya di atas tanah. Namun saat diangkat, korban yang baru-baru ini diketahui bernama NES (15) itu bahkan tidak mampu berdiri.
“Korban sempoyongan, dari baunya yang menyengat, diduga korban dicekoki miras terlebih dahulu sebelum diperkosa,” ujarnya.
Beberapa saat kemudian, satu-persatu penduduk sekitar yang kebetulan melintas ikut membantu dan mengejar para pelaku. Sementara korban diamankan oleh Ratman dan diantar ke rumah kerabatnya di Desa Kertanegara, Purbalingga.
Tidak butuh waktu lama untuk polisi membekuk keempat pelaku. Masing-masing pelaku yakni Andi Sutrisno (31) dan Jerry Setyawan (18) warga Desa/Kecamatan Kertanegara, Purbalingga.
Sementara dua pelaku lain yang masih di bawah umur, LUK (16) dan PANG (16), merupakan warga Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
Pria berperawakan tegap itu menjelaskan, kasus ini bukan kali pertama di lokasi tersebut. Sebelumnya, pada pertengahan Juli 2016, seorang anak berusia 16 tahun pernah diperkosa secara bergilir oleh tujuh pemuda di komplek hutan yang sama.
“Memang daerah itu sangat rawan. Selain sepi, di Hutan Siregol juga banyak perbukitan kecil yang strategis dan tersembunyi,” bebernya.
(Baca juga: Pelaku Pemerkosaan dan Pembunuhan Remaja di Cengkareng Tinggal Serumah dengan Korbannya)
Ratman yang sehari-hari hidup dalam kesederhanaan ini berpesan, aksi heroiknya sebenarnya tidak perlu dilebih-lebihkan. Sebab, sudah selayaknya seorang prajurit TNI seperti dirinya peka terhadap kondisi sekitar.
Aksi Ratman itu sekaligus menunjukkan kepada masyarakat, bagaimana vitalnya peran TNI dalam stabilitas tatanan hidup masyarakat.
Berkat keberaniannya itu, Ratman mendapat tanda jasa berupa piagam penghargaan dari Komandan Korem 071 Wijayakusuma, Kolonel Inf Suhardi.
“Tidak memandang wilayah, tidak memandang latar belakang sosial. Seorang prajurit harus menjadi benteng pertama tatanan masyarakat dan hak akan keamanan semua warga negara,” ujar pria kelahiran Banyumas, 2 Oktober 1971 itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.