Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Psikoterapi Rukiah, Ponpes Ini Bisa Sembuhkan Ratusan Orang Gila

Kompas.com - 14/06/2017, 19:27 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

Begitu dinyatakan fasih serta memahami, mereka diwajibkan untuk mempraktikannya. Mereka juga diharuskan untuk zikir dan wirid, terutama pada waktu tengah malam.

Menurut Gus Jibril, ayat suci Al Quran mengandung kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme. Dengan mendengarkan merupakan hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit.

"Bagi muslim, ini tidak hanya sebagai amal dan ibadah, namun juga menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang gelisah jiwanya," ujarnya.

Metode selanjutnya, jelas Gus Jibril, adalah berzikir. Secara harfiah zikir berarti ingat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ingat kepada Allah.

Baca juga: Malta Akui Identitas LGBT, Larang Terapi 'Penyembuhan' Kaum Gay

Ada banyak bentuk amalan zikir, salah satunya adalah membaca ayat-ayat suci Al Quran. Dengan berzikir, sambung dia, hati menjadi tenang sehingga terhindar dari kecemasan.

Adapun metode pelengkap yakni shalat. Shalat, kata dia, adalah satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia. Shalat bukan hanya sebuah kewajiban yang harus dikerjakan dan dipatuhi oleh setiap muslim, tapi juga perlu dilakukan secara sungguh- sungguh sehingga mereka bisa merasakan manfaat positifnya.

Melalui psikoterapi rukiah secara teratur adalah manifestasi dari menjalani kehidupan secara reigius dan banyak mengandung aspek psikologis di dalamnya.

"Tidak ada yang bisa menjamin setelah para penderita gangguan jiwa diobati melalui medis mereka akan sembuh total. Ayat suci Al Quran adalah jawabannya. Dengan mendengarkan dan membacanya berulang-ulang kali secara rutin, termasuk berzikir dan wiridan, insya Allah penderita gangguan jiwa sembuh total. Saat Ramadhan rutinitas sama, hanya ada tarawih dan jalani puasa bagi yang mampu," terang Gus Jibril.

Sembuh total

Sepak terjang Gus Jibril dalam menyembuhkan para penderita gangguan jiwa bukan isapan jempol belaka. Hingga saat ini, kata Gus Jibril, ribuan penderita gangguan jiwa yang telah diterapi di ponpesnya telah sembuh dan kembali ke keluarga masing-masing.

"Sakit jiwa itu banyak sekali jenisnya, ada yang pecandu narkoba dan gangguan kepribadian. Kami telah menangani ribuan pasien. Kami sadarkan ratusan residivis kasus pembunuhan yang jadi gila karena tidak diterima di masyarakat. Untuk pecandu narkoba total 300-an yang kami sembuhkan. Pasien kami ada juga dari kalangan PNS, polisi dan anggota dewan. Saat ini tinggal 37 pasien. Ada tujuh ruangan dan satu mushala di ponpes," kata Gus Jibril.

Dijelaskan Gus Jibril, pihaknya tak bisa memprediksi berapa lama seorang penderita gangguan jiwa bisa dinyatakan sembuh total setelah dirawat di Ponpes Ki Ageng Serang. Hanya saja, berkaca dari catatannya, maksimal 100 hari seorang pasien sudah memasuki fase sembuh.

Rata-rata para pasien yang juga santrinya itu menderita gangguan jiwa akibat faktor ekonomi dan faktor kekecewaan pupus percintaan.

"Semua atas izin Allah. Biaya pun seikhlasnya. Niat kami hanya bewrbuat baik. Pasien kami dari berbagai agama, karena ami tidak membeda-bedakan. Semua sama di mata Allah SWT. Bahkan banyak kok yang akhirnya masuk Islam. Untuk merawat dan mengawasi pasien, kami tugaskan delapan orang," kata Kiai berambut gondrong ini.

Untuk keperluan makan sehari-hari, Ponpes Ki Ageng Serang mengandalkan hasil pertanian padi dan palawija di lahan persawahan samping ponpes.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com