Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Anak Satpam Bisa Kuliah di UGM dengan Keterbatasan Ekonomi

Kompas.com - 14/06/2017, 07:00 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ibarat menemukan mata air di tengah gurun pasir, seperti itulah yang mungkin bisa menggambarkan perasaan Febriyanti Siahaan dan keluarganya asal Batu Aji, Kota Batam.

Keterbatasan keuangan membuat Febriyanti Siahaan sempat menunda cita-citanya melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Kedua orangtuanya kini tidak lagi memiliki penghasilan yang tetap, sehingga cukup berat ketika harus membiayai gadis yang akrab disapa Febri di perguruan tinggi.

Baca juga: Afi Ingin Kuliah di Fakultas Psikologi

Ayah Febri yang sebelumnya bekerja sebagai satpam di sebuah perumahan terpaksa harus berhenti karena sakit yang ia derita pada kakinya.

Kios kecil yang dikelola ibunya dan menjadi satu-satunya tulang punggung ekonomi keluarga juga gulung tikar.

Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, saat ini ia hanya bisa berharap dari kakak-kakak Febri yang sudah bekerja.

Ibunda Febri, Rentejer Panjaitan menceritakan, putrinya selalu tekun dan gigih dalam menuntut ilmu. Kegigihannya membuat bangga keluarga.

"Ketekunan, kegigihan dan prestasi Febri membuat saya kagum dan bangga," ujar Rentejer seperti dikutip rilis Humas UGM, Selasa (13/06/2017).

Putrinya tersebut, lanjut Rentejer, mempunyai keinginan besar setelah lulus sekolah menengah atas (SMA), yakni kuliah di universitas negeri ternama. Namun, karena kondisi perekonomian keluarga yang tidak memadai, Febri pun diminta berpikir realistis dan menunda keinginan tersebut. Dia diminta mencari pekerjaan agar bisa menabung untuk biaya kuliah.

"Setiap orangtua pasti ingin anaknya kuliah, supaya nanti hidupnya tidak susah seperti orangtuanya. Saya bilang sama Febri, tidak ada uang, nak, tidak usah kuliah, nanti saja cari kerja dulu," tuturnya.

Diakuinya, di lubuk hati terdalam, Rentejer merasa pilu setiap kali mendengar keinginan putrinya untuk kuliah, dan tidak tega mematikan semangat Febri untuk mengejar cita-citanya. Namun ia hanya bisa mendoakan agar suatu saat Febri bisa menggapai impiannya.

"Saya hanya bisa mendoakan, semoga diberikan jalan agar Febri bisa menggapai cita-citanya," urainya.

Doa yang dipanjatkan itu pun akhirnya terjawab. Febri bisa meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dia diterima di salah satu universitas terbaik di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Farmasi. Febri diterima melalui jalur Bidikmisi dan tanpa harus mengeluarkan biaya kuliah sepeser pun.

"Waktu dia kasih tahu diterima di UGM, kami langsung pelukan. Kami nangis, benar-benar tidak menyangka karena waktu mendaftar pun saya tidak tahu. Puji Tuhan Febri bisa menerima Bidikmisi," tandasnya.

Rentejer pun berpesan kepada Febri agar kesempatan yang berharga ini sungguh-sungguh dimanfaatkan dengan baik agar kelak berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.

"Tidak semua orang bisa dapat kesempatan yang sama, ini berkat Tuhan. Rajinlah belajar, supaya bisa berhasil nantinya," tuturnya.

Dirahasiakan

Sementara itu, Febri mengaku gembira apa yang selama ini dicita-citakan dapat terwujud. Sejak masih duduk di bangku SMA, ia telah memantapkan hati ingin melanjutkan studi di bidang farmasi, karena ia percaya dengan ilmu ini nantinya ia dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Bagi saya kuliah itu harus, karena dengan kuliah kita bisa berkembang. Tapi kalau karena ekonomi kan tidak mungkin dipaksakan," katanya.

Anak bungsu dari empat bersaudara ini mengatakan, karena persoalan ekonomi ia pun disarankan untuk langsung bekerja selepas lulus SMA, dan baru memikirkan untuk melanjutkan pendidikan jika sudah bisa mengumpulkan biaya yang diperlukan.

"Keluarga selalu bilang tidak usah lah, kuliah itu hanya untuk orang yang mampu. Jadi saya hanya bawa dalam doa saja," katanya.

Karena itulah, Febri mengaku memang sengaja tidak memberitahukan kepada kedua orangtuanya bahwa ia mendaftarkan diri ke UGM melalui jalur SNMPTN. Febri tidak ingin menambah pikiran kedua orangtuanya.

"Sebenarnya uang yang ada cukup untuk makan, tapi kalau mengeluarkan biaya besar untuk kuliah memang tidak bisa. Kalau misalnya kemarin saya lolos di UGM tapi dapat UKT yang tinggi ya terpaksa harus saya lepas," ujarnya.

Baca juga: Kisah Reni Haryati, TKW yang "Nyambi" Kuliah

Begitu tahu dirinya diterima di UGM lewat Bidikmisi, Febri pun langsung memberitahukan kepada kedua orangtuanya.

"Langsung peluk orangtua, saya cerita kalau diterima di UGM tanpa harus membayar uang kuliah. Benar-benar tidak menyangka akhirnya bisa kuliah dan di kampus yang selama ini saya inginkan," pungkasnya.

Kompas TV Kenalkan Keanekaragaman dengan Festival Budaya 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com