Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Pranowo Kecewa Banyak Bangunan SDN di Grobogan Rusak Parah

Kompas.com - 02/05/2017, 14:54 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku prihatin dengan kondisi bangunan di Sekolah Dasar Negeri 1 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jateng.

Ganjar, sapaannya, kecewa lantaran fasilitas tempat belajar mengajar yang seharusnya nyaman dan aman justru berpotensi membahayakan jiwa murid dan tenaga pendidiknya.

Baca juga: Kemendikbud Targetkan Benahi 50.000 Sekolah Rusak Tiap Tahun

Enam ruang kelas dari total delapan ruang kelas di SDN 1 Mlowokarangtalun kondisinya cukup memprihatinkan. Dinding-dinding kayu keropos dan banyak yang berlubang. 

Bahkan ironisnya, atap bangunan ruang kelas berupa plafon beberapa titik telah ambrol.

Ganjar yang saat itu rampung memimpin upacara di lapangan Desa Mlowokarangtalun dalam rangka peringatan Hardiknas, menyempatkan diri menyurvei langsung beberapa ruang kelas di SDN Mlowokarangtalun, Selasa (02/5/2017).

Orang nomor satu di Jateng itu berkali-kali tampak geleng-geleng kepala saat mengecek kerusakan yang terjadi.

"Akan dianggarkan Rp 410 juta di tahun ini untuk perbaikan ruang kelas SDN 1 Mlowokarangtalun. Untuk sekolah yang rusak akan kami anggarkan untuk perbaikan. Ini kan membahayakan," kata Ganjar.

Sementara itu, Kepala SDN 1 Mlowokarangtalun, Sriyati, mengatakan, kerusakan bangunan ruang kelas berangsur terjadi beberapa tahun lalu.

Dua kelas di antaranya bahkan tidak difungsikan lagi karena memang sudah tak layak dipergunakan untuk proses belajar mengajar. Terpaksa beberapa ruang kelas yang tersisa harus dipergunakan semaksimal mungkin untuk mengajar 200-an siswa-siswi.

"Mau gimana lagi kami tak punya pilihan. Kalau hujan deras kami terpaksa memulangkan awal karena memang rawan ambrol. Kami sudah beberapa kali mengajukan ke Dinas Pendidikan, tapi belum ada jawaban," kata Sriyati.

Sebelumnya di tempat terpisah masih di Kabupaten Grobogan, Jateng, ditemukan juga ruang kelas SDN yang kondisinya jauh dari kesan layak. Bahkan, terhitung lebih memprihatinkan ketimbang SDN 1 Mlowokarangtalun.

Lima ruang kelas sekolah dasar negeri (SDN) di sebuah desa terpencil di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kondisinya rusak parah. Sudah tujuh tahun ini ruang kelas SDN 1 Suwatu, Kecamatan Gabus itu dianggurkan terbengkelai lantaran sangat tak layak digunakan untuk proses belajar mengajar.

Bagian atap lima ruang kelas yang letaknya berderetan itu rontok berjatuhan berserakan di lantai. Meja dan kursi pun hancur tertimpa reruntuhan puing-puing atap.

Oleh pihak sekolah, ruang kelas terpaksa dibiarkan mangkrak akibat tidak mengantongi anggaran untuk perbaikan. Upaya pengajuan proposal ke pihak Dinas Pendidikan setempat tak kunjung juga ada tanggapan.

Lokasi SDN ini berada di pelosok atau sekitar 12 kilometer ke arah selatan dari Kecamatan Gabus. Untuk menuju ke sana harus melewati medan terjal menyusuri kawasan hutan.

Mayoritas murid merupakan penduduk setempat yang tinggal tak jauh dari SDN 1 Suwatu. Sejauh ini, pihak sekolah berspekulasi memanfaatkan tiga ruangan yang tersisa, termasuk perpustakaan untuk proses belajar mengajar.

Sebanyak 100 murid harus menuntut ilmu dengan bergantian memakai tiga kelas yang ada.

Siswi kelas V SDN 1 Suwatu, Mira Ramadhani, mengaku tidak nyaman belajar dengan kondisi seperti ini.

Bahkan akhir-akhir ini, ia dan teman-temannya mulai dirundung ketakutan karena tiang kayu penyangga kelasnya pun sudah mulai usang.

"Terkadang harus diganjal dengan kayu lain agar tidak ambruk. Kalau hujan deras disertai angin kencang, kami dipulangkan. Kami takut ketiga ruang yang tersisa ini bakalan ambruk. Bagaimana mau belajar dengan nyaman kalau begini"? tanya Mira.

Kepala SDN 1 Suwatu, Kusno, mengatakan, bangunan sekolah mulai didirikan pada 1982. Namun pada perkembangannya, beberapa ruang kelas berangsur menunjukkan kerusakan pada struktur bangunannya.

Baca juga: Banjir dan Angin Kencang di NTT, Puluhan Rumah dan Sekolah Rusak

Karena dinilai membahayakan bagi keselamatan murid dan guru, akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk mengosongkan atau tidak memfungsikan lagi lima ruang kelas pada tujuh tahun lalu.

"Kami sudah berkali-kali mengajukan proposal anggaran perbaikan ke Dinas Pendidikan tapi belum ada tanggapan," terang Kusno.

Kini para guru dan siswa-siswi SDN 1 Suwatu berharap Pemerintah Kabupaten Grobogan supaya sudi memperhatikan nasib mereka. Mereka menuntut fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

Kompas TV   Puting beliung menerjang permukiman warga di Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com