MAGELANG, KOMPAS.com - Banjir bandang menerjang Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (29/4/2017) sore. Data terakhir, jumlah korban tewas akibat bencana itu mencapai 10 orang, tiga luka berat dan dua orang masih hilang.
Selain itu, sedikitnya 50 rumah dan fasilitas umum hancur tergerus meterial banjir berupa batu, lumpur, dan batang pohon.
Catatan Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupetan Magelang, bencana banjir bandang dipicu oleh hujan yang sangat deras mengguyur kawasan perbukitan di kaki pegunungan Andong dan Telomoyo itu beberapa hari terakhir.
Hujan menyebabkan lereng bukit longsor beberapa hari sebelum banjir terjadi. Material longsor berupa batu dan tanah itu menutup selokan kecil di tengah permukiman Desa Sambungrejo hingga membentuk seperti bendungan.
(Baca: Korban Banjir Magelang Ditemukan, Ada Jenazah Ibu dan Anak Berpelukan)
"Bendungan dari meterial longsor itu kemudian terisi oleh air hujan secara terus menerus, volume air meningkat, dan puncaknya Sabtu sore kemarin bendungan itu tidak sanggup menahan air hingga akhirnya jebol, jadilah banjir bandang," ucap Edi Susanto Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Minggu sore.
Banjir itu mampu menghancurkan apapun yang dilewatinya, bahkan bangunan rumah bisa rata dengan tanah. Sebab, material banjir yang terbawa berupa batu-batu besar, lumpur, sampai belasan kayu batang pohon.
"Aliran banjir terpecah sampai tiga aliran, kejauhannya mencapai 3-4 kilometer dari titik awal,menghancurkan apapun yang dilewatinya," imbuh Edi.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengimbau masyarakat di wilayahnya untuk waspada dan mengenali lingkungannya sendiri, terlebih yang tinggal di pemukiman perbukitan rawan bencana alam. Sebab, hal-hal yang tidak disangka bisa saja menjadi sumber bencana besar seperti banjir bandang di Desa Sambungrejo ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.