Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 30/04/2017, 06:48 WIB
|
EditorFarid Assifa

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Marlinda Dwi Sugiarti (14), gadis mungil asal RT 2 RW 1, Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, harus rela kehilangan masa kecilnya akibat kelainan konginetal (cacat lahir).

Kakinya lumpuh setelah sendi panggul retak dan terlepas. Sementara bagian tubuh lain, seperti lengan bawah, tampak tak presisi karena struktur tulang yang tak wajar.

Baca juga: Setiap Batuk, Tulangnya Patah, Bocah Ini Mengaku Ingin Mati Saja

Kakek Marlinda, Karsidi (60), mengatakan, sakit yang diderita cucunya tersebut mulai tampak sejak masih berusia 40 hari. Pertumbuhan fisik anak kedua dari empat bersaudara itu terhenti setelah satu-persatu tulangnya patah.

Karsidi sendiri tidak tahu secara pasti, penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh putri dari pasangan Winarsih (33) dan Wasis Suparno (40) itu. Satu hal yang dia tahu, Marlinda sering mengalami patah tulang, dan mengakibatkan banyak bagian tubuhnya tidak presisi.

Ketika Kompas.com berkunjung ke rumahnya, Sabtu (29/4/2017), memang terlihat jelas postur tubuh Marlinda berbeda dengan anak seusianya. Meski sudah menginjak usia 14, namun ukuran tubuh Marlinda masih seperti anak berusia tujuh tahun.

Mata cekung, dada membusung, dan pelipis dahi sebelah kanan yang menjorok ke dalam membentuk relief wajah penderitaannya selama 14 tahun terakhir.

Lengan kanan Marlinda juga terlihat lebih panjang dibandingkan sisi yang lain. Bekas patahan di lengan kanan menonjol di bawah kulit membentuk tiga sudut.

Marlinda tidak bisa berdiri karena sendi pinggulnya terlepas. Selain itu, beberapa bagian kakinya pernah patah. Akibat cedera-cedera yang pernah dia alami, separuh tubuh bagian bawahnya hampir tak berfungsi.

“Kaki Marlinda sudah tidak kuat menopang berat tubuhnya sendiri. Jadi, dia harus merangkak untuk bisa bergerak dari satu tempat ke tempat lain,” kata Karsidi yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.

Sebelum akhirnya memutuskan untuk menghentikan terapi medis lima tahun lalu, keluarga sudah pernah mengupayakan segala macam pengobatan untuk kesembuhan Marlinda. Namun, sebanyak apapun mereka mencoba, sebanyak itu pula jalan buntu ditemui.

Karsidi beralasan, meski ongkos rumah sakit sudah ditutup oleh jaminan sosial, namun biaya operasional sehari-hari yang besar mengakibatkan terapi medis Marlinda semakin tak terjangkau.

“Sudah punya KIS (Kartu Indonesia Sehat, red), tapi biaya pengobatan kan bukan hanya rumah sakit, tapi operasional hidup sehari-hari kami sudah tidak sanggup. Adik-adik Marlinda juga kapiran (tidak terurus) kalau saya jaga di rumah sakit,” katanya.

Baca juga: Bocah Fahri Diinfus Alendronat untuk Cegah Lebih Banyak Tulang Patah

Untuk diketahui, Linda sendiri setiap harinya dirawat oleh ayahnya, sebab ibunya bekerja sebagai TKW di Singapura. Meski sudah berusia 14 tahun, namun saat ini Marlinda masih duduk di bangku kelas 1 SD.

Kompas TV Fahri berdiam diri di dalam rumah, menyusul penyakit Osteogenesis yang diidapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bupati Jekek Paparkan Prestasi Pemkab Wonogiri, dari Pertumbuhan Ekonomi hingga Penghargaan Tingkat Nasional

Bupati Jekek Paparkan Prestasi Pemkab Wonogiri, dari Pertumbuhan Ekonomi hingga Penghargaan Tingkat Nasional

Regional
Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Realitas Tata Kelola Transportasi Laut yang Mengecewakan

Regional
Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Regional
Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Gencarkan Citra “Makassar Kota Makan”, Walkot Danny Ajak Apeksi Nikmati 50 Jenis Makanan Tradisional

Regional
Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Patriarki dan Kekerasan terhadap Perempuan Adat

Regional
Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Buku Bupati Hamim “Belajar dari Bone Bolango” Tuai Banyak Respons Positif

Regional
Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Jokowi Larang ASN Bukber, Bupati Sumenep: Kami Ikuti Arahan Pak Presiden

Regional
Tatkala Jawa Mulai Rusak

Tatkala Jawa Mulai Rusak

Regional
Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Sejalan dengan Soekarno, PDI-P Jatim Tolak Kehadiran Israel di Jatim

Regional
Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Papeda: Antara Jatuh Gengsi dan Masa Depan Ketahanan Pangan

Regional
Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Dukung Kemerdekaan Palestina, Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Digelar Tanpa Israel

Regional
Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Gus Muhaimin Silaturahmi ke IAY Darul Azhar Tanah Bumbu, Bupati Zairullah Ucapkan Rasa Syukur

Regional
Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Sejahterakan Umat, Danny Pomanto Raih Penghargaan Baznas Award 2023

Regional
Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Pemkot Cilegon Teken MoU dengan PT KAS dan PT CAP untuk Proyek Pembangunan Pelabuhan Warnasari

Regional
Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Kemenko Kemaritiman Apresiasi Progres PSEL Makassar, Sebut Jadi Percontohan Nasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke