Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Polisi yang Dermawan, Asuh Anak Yatim, Bantu Warga Miskin hingga Bangun Masjid

Kompas.com - 31/03/2017, 11:54 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suara riuh anak-anak menyeruak dari dalam rumah di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta.

Mereka sedang duduk santai sambil bercanda seusai mengikuti belajar mengaji.

Seorang pria mengenakan sarung dan peci tampak duduk dan bercanda akrab dengan anak-anak. Pria tersebut adalah Brigadir Nur Ali Suwandi, atau anak-anak sering memanggilnya Pak Ali.

Selain menjadi seorang Polisi, pria yang bertugas di Polda DIY ini juga merupakan bapak angkat bagi 30 anak yatim piatu.

Baca juga: Polisi Muda Ini Keliling Kampung Mengajar Anak-anak Mengaji

Brigadir Nur Ali Suwandi menceritakan, dulu saat di Jombang, Jawa Timur, masuk pondok Pesantren Bahrul Ulum. Saat di pondok pesantren itu, ia bercita-cita kelak akan menjadi polisi.

Sebelum mendaftar menjadi anggota polisi, ia menyampaikan niatnya kepada gurunya KH Jamaluddin Ahmad, sekaligus meminta doa restu.

"Ada dua pesan yang beliau sampaikan saat itu, pertama kelak kalau sudah menjadi polisi, harus mencintai bangsa ini. Kedua pangkatmu jadilah orang yang bermanfaat," ucap Brigadir Nur Ali Suwandi mengulang pesan dari gurunya, saat ditemui Kompas.com, Rabu (29/3/2017)

Pesan itupun dilaksanakan oleh Brigadir Nur Ali Suwandi. Pada tahun 2008, pria kelahiran 17 Agustus 1978 ini mulai membantu anak-anak yatim, meskipun saat itu belum ada tempat untuk mereka tinggal.

"Awalnya kita punya anak yatim itu enggak di sini, masih di rumah-rumah, karena waktu itu belum ada tempat. Saya data ada 10 anak, lalu kita bantu biayanya agar bisa sekolah, uang bulanannya," tuturnya.

Setelah itu, seiring berjalannya waktu ayah mertuanya memberikan sebuah rumah yang saat ini menjadi lokasi yayasan Bumi Damai yang berada di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta.

Rumah tersebut berada di depan tempat tinggalnya. Sejak itulah, rumah pemberian mertuanya itu menjadi tempat tinggal anak-anak angkatnya sekaligus lokasi kegiatan seperti belajar mengaji.

Kini, ia mendirikan yayasan Bumi Damai yang berada di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta.

"Anak yang mau ikut, saya bawa ke sini, kegiatannya seperti di rumah, belajar, ngaji, hafalan-hafalan. Kalau yang perempuan saat ini masih saya kontrakan di belakang rumah," urainya.

Saat ini, lanjutnya, ada sekitar 30 anak yang ada di tempatnya. Mereka berasal dari DIY maupun luar kota. Usia tertua yang ada di tempatnya saat ini mahasiswa, sementara termuda berusia 19 bulan.

"Yang terkecil usia 19 bulan, tetapi malam pulang, soalnya masih membutuhkan ASI ibunya. Ada teman sekantor dan teman di Wirobrajan yang ikut membantu," ujarnya.

Sukses jadi polisi

Salah satu anak angkatnya, Rahmat, warga Panggang, Gunungkidul, yang sudah ikut sejak SMP bahkan telah menjadi anggota polisi. Saat ini, Rahmat bertugas di Jakarta.

"Dia itu tinggal hanya sama ibunya, kita sekolahkan sampai lulus SMA. Lalu mendaftar dan diterima, sekarang dinas di Kelapa Dua Jakarta," kata Ali.

Baca juga: Polisi Ini Menyambi Jadi Tukang Tambal Ban Selama 20 Tahun

Kepada Rahmat , Ali berpesan ketika diterima dan sudah bertugas menjadi polisi agar jangan pernah lupa dengan ibunya. Pesan itu pun dilaksanakan, dan saat ini Rahmat secara rutin mengirim uang kepada ibunya untuk keperluan sehari-hari dan biaya hidup.

"Saya peseni, jangan lupakan ibumu, dia (Rahmat) sudah paham dan setiap bulan mengirim uang. Soal saya, tidak usah dipikirkan, melihat kamu sukses saja sudah sangat senang," ucapnya.

Diakuinya biaya sekolah, makan dan kebutuhan harian untuk 30 anak memang terhitung besar. Namun ia tidak memikirkan hal itu sebagai beban, tetapi justru dijalani dan dinikmati. Sebab, bapak dua anak ini percaya pasti akan selalu ada jalannya.

Ia mengaku awalnya tidak semua orang hingga teman kantornya di kepolisian mengetahui apa yang dilakukan Brigadir Ali. Namun setelah beberapa waktu berjalan, teman kantor dan beberapa orang mengetahui dan langsung turut serta memberikan bantuan.

"Alhamdulilah selalu saja ada. Kita punya usaha soundsystem, lalu dibantu istri juga jualan batik, ada juga donatur dari teman-teman, ulama juga ada," katanya.

Penuh kasih sayang

KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Brigadir Nur Ali Suwandi saat berada di depan rumah yang menjadi tempat anak-anaknya tinggal dan belajar

Brigadir Nur Ali Suwandi selama ini mengasuh anak-anak dengan penuh kasih sayang. Keceriaan dan suka cita terpancar dari wajah setiap anak.

"Saya mendidik dengan lembut, penuh kasih sayang, sudah jadi anak-anak saya. Kalau hari libur ajak wisata, ini saya sudah janji ke anak-anak liburan besok mau ke pantai," urainya.

Bahkan guna memacu semangat belajar anak-anak, ia sampai membelikan bonus sepeda jika nilai sekolah mengalami peningkatan.

"Awalnya itu nilainya kurang, lalu saya bilang kalau besok nilainya ada peningkatan akan dibelikan sepeda. Ya, saya belikan, soalnya nilainya meningkat lumayan," tuturnya.

Baca juga: Dapat Penghargaan sebagai Polisi Jujur, Bripka Seladi Tetap Jadi Pemulung

Kepada anak angkatnya, Brigadir Nur Ali Suwandi juga mengajarkan tentang indahnya kebinekaan dan merawatnya. Beberapa waktu lalu, lanjutnya ada kunjungan dari saudara-saudara kristiani. Mereka sharing, belajar dan bermain bersama anak-anak di tempatnya.

"Kapan itu ada kunjungan dari saudara-saudara kristiani. Ya, belajar, sharing dan bermain di sini," tandasnya.

Setiap bulan, Brigadir Nur Ali Suwandi juga mengumpulkan tetangganya yang tergolong tidak mampu. Total ada sekitar 15 orang yang setiap bulan datang. Ali lantas memberikan paket berupa 5 kg beras, mi instan, gula, dan teh.

"Pemikiran saya sederhana, jangan sampai tidak bisa makan. Mosok di sini ada anggota polisi kok tetangganya ada yang tidak bisa beli beras, ya sejahtera bersama, bahagia juga bersama, berasnya saya kasih yang kualitas bagus," katanya.

Selain anak-anak, Brigadir Nur Ali Suwandi juga mengasuh orang-orang lansia yang kondisinya tidak mampu. Mereka yang dibantu tersebar di seluruh wilayah DIY.

"Di Wonosari ada, Berbah ada. Setiap bulan satu orang kita kasih beras 5 kilo, gula, mi dan minyak, lalu kalau ada ya dikasih dana Rp 50.000 sampai Rp 100.000," jelasnya.

Bangun masjid

KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Anggota Polisi Polda DIY saat bergotong-royong membantu pembangunan Masjid di Samigaluh, Kulonprogo (foto Dokumentasi Brigadir Nur Ali Suwandi )

Tak hanya itu, Brigadir Nur Ali Suwandi juga mempunyai kegiatan lain yang juga membantu masyarakat, yakni membangun masjid. Ia pun telah berhasil membantu membangun masjid di beberapa lokasi di DIY.

"Ada yang datang minta dibantu membangun masjid, lalu saya bangunkan. Kalau tanahnya ada tanah desa, atau tanah wakaf, jadi saya tinggal bantu membangun saja," ujarnya.

Baca juga: Niat Bantu Orang, Polisi Ini Punya Pekerjaan Sampingan Sebagai Tukang Pijat

Diceritakannya, di beberapa lokasi pembangunan masjid tidak selalu ada sinyal handphone, ssehingga untuk berkomunikasi dengan warga mengenai perkembangan pembangunan selain datang, ia juga mengunakan alat komunikasi handy talky.

"Ini di rumah saya pasang antena, karena ada lokasi yang tidak ada sinyal HP. Jadi untuk komunikasi dengan warga, update perkembangan pembangunan ya dengan handy talky," kata Ali.

Saat ini ada beberapa masjid yang sudah selesai pembangunannya antara lain di Nganjuk, Prambanan, Girimulyo, dan Samigaluh.

"Yang Girimulyo itu Bapak Kapolda (Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri) blusukan ke sana dan membantu. Beliau yang meresmikan langsung saat itu," ungkapkanya.

Saat ini, imbuhnya, dirinya sedang proses menyelesaikan pembangunan masjid di daerah objek wisata Gua Pindul, Gunungkidul. Semua yang dilakukannya ini, menurut Brigadir Nur Ali Suwandi, adalah murni untuk membantu sesama. Seperti pesan gurunya, sebagai pribadi dan anggota kepolisian, ia harus bisa bermanfaat bagi sesamanya.

"Saya enggak memikirkan surga, saya masih banyak dosa. Bisa melihat mereka tersenyum saja saya sudah senang," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com